"Kami melihat ini sebagai sinyal penambahan landbank perusahaan mungkin akan dilakukan secara bertahap," katanya lewat catatan belum lama ini.
Fakhri memperkirakan, landbank industri DMAS tersisa 157 hektare (ha) hingga 31 Maret 2025 dengan permintaan potensial 80 ha.
Pada kuartal I-2025, penjualan lahan industri yang mencapai Rp473 miliar masih menopang pendapatan DMAS. Margin laba kotor dari segmen industri juga meningkat dari 67 persen menjadi 71 persen akibat kenaikan harga jual rata-rata sebesar 9 persen.
Penjualan lahan industri terbesar pada kuartal pertama diserahkan kepada ST Telemedia Global Data Centers (Temasek) Rp211 miliar serta Kawanishi Warehouse untuk fasilitas cold storage Rp89 miliar.
Pada kuartal I, DMAS memperoleh laba bersih Rp355 miliar, turun 3 persen meski masih sesuai ekspektasi. Pada 2025, laba bersih perseroan diprediksi menyentuh Rp1,49 triliun.
(Rahmat Fiansyah)