Pemerintah Indonesia memangkas kuota penambangan nikel sebesar 120 juta ton menjadi 150 juta ton pada 2025, sehingga pasokan global turun sekitar 35 persen dari level saat ini.
Langkah ini diambil setelah lonjakan proyek pemurnian nikel asal China di Indonesia, menyusul larangan ekspor bijih nikel yang diterapkan sejak 2020.
Hingga September lalu, Indonesia menjadi tuan rumah bagi 44 fasilitas pemurnian nikel, naik signifikan dari hanya empat fasilitas satu dekade lalu.
Meski begitu, minimnya respons beli menunjukkan bahwa pasar nikel kemungkinan tetap kelebihan pasokan, mengingat stok nikel di gudang LME masih lebih dari dua kali lipat dibandingkan setahun sebelumnya, yakni di atas 200 ribu ton.
Sementara itu, ketegangan dagang antara AS dan China, serta keraguan terhadap arah kebijakan dagang Gedung Putih, terus menekan aktivitas manufaktur secara global. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.