Rapor Perbankan
BBRI membukukan laba bersih bank only sebesar Rp3,9 triliun pada April 2025, turun 3 persen secara tahunan (YoY) dan 13 persen secara bulanan (MoM). Akumulasi laba bersih bank only selama empat bulan pertama 2025 (4M25) turun 16 persen YoY menjadi Rp15 triliun, lebih rendah dari estimasi konsensus yang memprediksi penurunan hanya 2,8 persen YoY.
Lead Investment Analyst Stockbit Edi Chandren menulis, pada Senin (2/6), pertumbuhan kredit bank only BBRI masih rendah di level 4,2 persen YoY, jauh dari target pertumbuhan konsolidasi tahunan 7–9 persen YoY yang ditetapkan manajemen. Hal ini sebagian dipengaruhi oleh perombakan segmen mikro yang membuat laju penyaluran kredit mikro turun 3 persen YoY pada kuartal pertama 2025.
Ia menambahkan, Net Interest Income (NII) BBRI pada 4M25 juga stagnan, turun 1 persen YoY. Non–Interest Income naik 5 persen YoY, namun biaya operasional melonjak 21 persen YoY, sehingga Pre-provision Operating Profit (PPOP) turun 8 persen YoY.
Sementara, BMRI dan BBNI melaporkan penurunan laba bersih bank only pada April 2025, yang dipengaruhi oleh pergeseran musim Lebaran. Menurut Lead Investment Analyst Stockbit, Edi Chandren, laba bersih bank only BMRI turun 10 persen YoY dan 12 persen MoM, sementara BBNI turun 5 persen YoY dan 28 persen MoM. Selama empat bulan pertama 2025 (4M25), laba bersih bank only BMRI naik tipis 1 persen YoY, sementara BBNI stagnan.
Edi menilai kinerja BMRI sesuai ekspektasi konsensus yang memproyeksikan pertumbuhan laba bersih konsolidasi 1,5 persen YoY pada FY25F, sedangkan BBNI di bawah proyeksi konsensus yang memprediksi pertumbuhan 4 persen YoY.