Tak hanya faktor korporasi, sentimen eksternal turut memperkuat arah penguatan saham.
“Terdongkraknya harga minyak dunia turut menjadi katalis bagi saham-saham energi di IHSG, salah satunya ENRG,” imbuh Michael.
Dari sisi valuasi, ia menyebut saham ENRG masih relatif murah. “Dengan price to earnings (PE) di 8, serta price to book value (PBV) 0,7, saham ini bisa dikatakan saham yang murah secara fundamental,” tuturnya.
Sementara secara teknikal, pergerakan saham ENRG juga dinilai menjanjikan. “ENRG bergerak di level all-time high (ATH) dengan titik support di 400. Pergerakan ini memvalidasi lanjutan dari Elliott Wave dengan potensi puncak wave ke-5 di 600,” ujar Michael.
Diwartakan sebelumnya, ENRG merampungkan aksi private placement dengan menerbitkan 1,17 miliar saham baru Seri B pada 11 Juli 2025. Aksi ini dilakukan dengan harga pelaksanaan Rp288 per saham, sehingga perseroan berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp338,4 miliar.
Dalam keterbukaan informasi, Selasa (15/7), disebutkan, seluruh saham baru tersebut diserap oleh PT Bakrie Capital Indonesia (BCI)—entitas yang masih berada dalam naungan Grup Bakrie, sama seperti ENRG. Meski terdapat hubungan afiliasi, transaksi ini dikecualikan dari aturan POJK mengenai benturan kepentingan, mengacu pada ketentuan Pasal 44B POJK 14/2019.