Mirip Kasus Dibukanya Lock-Up Saham Seri A
Sementara, periode lock-up saham GOTO seri A telah dibuka per 30 November 2022. Kala itu, saham GOTO ditutup merosot tajam dan menyentuh level auto rejection bawah (ARB) 7 persen (sebelum normalisasi) berjilid-jilid.
Pasar merespons negatif. Saham GOTO sempat ditutup merah selama 16 hari beruntun dari 18 November 2022 hingga 12 Desember 2022, dari harga Rp222 per saham menjadi Rp87 per saham.
Sebelumnya, GOTO menggelar public expose secara daring (online) pada Rabu (28/2).
Dalam pubex, manajemen memaparkan sejumlah isu penting dan perkembangan GOTO ke depan, mulai dari penjelasan latar belakang dan manfaat dari transaksi Tokopedia-TikTok, informasi terkini kemitraan shop (Tokopedia), penjelasan mengenai nilai akuisisi PT Tokopedia, kinerja keuangan dan operasional perseroan, peta jalan strategi perseroan untuk 2024, hingga rencana aksi korporasi.
Manajemen GOTO, misalnya, mengestimasi komitmen investasi TikTok ke Tokopedia, bisa mencapai Rp177 miliar setiap kuartal. Total GoTo bisa meraup Rp708 miliar per tahun.
Hal itu terungkap dalam dokumen Paparan Publik Insidentil yang disampaikan manajemen GOTO di BEI.
Dalam dokumen yang disampaikan itu, terlihat apa saja keuntungan yang diperoleh GOTO setelah tidak lagi menjadi pemegang saham mayoritas di Tokopedia.
Sebagai informasi, pada 31 Januari lalu, GoTo dan TikTok, mengumumkan penyelesaian transaksi investasi TikTok ke Tokopedia demi memperkuat pertumbuhan ekonomi digital Indonesia dengan fokus pada pemberdayaan serta perluasan pasar bagi pelaku UMKM nasional.
Dengan investasi TikTok senilai USD1,5 miliar atau sekitar Rp24 triliun, maka bisnis Tokopedia dan TikTok Shop Indonesia secara resmi bergabung di bawah PT Tokopedia, yang dimiliki bersama oleh GoTo dan TikTok sebagai mitra strategis di Indonesia.
TikTok menjadi pemegang saham pengendali sebesar 75% setelah menyerap seluruh saham baru yang diterbitkan, sementara GoTo tersisa 25% dan tidak akan terdilusi lagi.
“GoTo diharapkan akan membukukan pendapatan berkelanjutan dalam bentuk e-commerce service fee dari Tokopedia,” tulis manajemen GOTO dalam dokumen paparan publik, dikutip Senin (26/2).
Soal rumor GOTO akan merger dengan sang pesaing utama Grab, Direktur/Group Chief Corporate Office dan Group General Counsel GOTO, Pablo Malay menegaskan, tidak sedang melakukan diskusi terkait hal tersebut.
“Kami tidak sedang melakukan diskusi yang berkaitan dengan rumor tersebut. Selain itu, tidak ada pemegang saham pengendali yang mengindikasikan kepada kami bahwa mereka sedang mendiskusikan hal tersebut,” katanya dalam Public Expose Insidentil, Rabu (28/2/2024).
Sebagai perusahaan publik yang tunduk terhadap regulasi pasar modal, Pablo menegaskan, perseroan akan selalu mematuhi semua hukum dan peraturan yang relevan.
“Apabila terdapat informasi material yang melibatkan perseroan, kami akan menyampaikan keterbukaan informasi sesuai ketentuan,” papar pria berkewarganegaraan Australia tersebut.
Sementara, Direktur/Presiden Layanan On-Demand GOTO, Catherine Hindra Sutjahyo menuturkan, perseroan fokus terhadap fundamental bisnis untuk memacu pertumbuhan ke depan.
Pengembangan layanan Gojek, GoCar, GoFood, dan layanan on-demand services lain menjadi prioritas perseroan, terutama dalam memperluas pasar dan menjangkau produk-produk dengan harga terjangkau.
“Seperti Go-Car Hemat, Go-Food Hemat yang tadi kami sebutkan, sejak diluncurkan tahun lalu, layanan-layanan ini mendapatkan respons yang sangat positif dari pasar. Kami juga memperkenalkan layanan Go Transit di mana kita mengintegrasikan antara, ride-hailing dengan public transportasi,” papar Catherine.
Perseroan mendorong aneka produk baru ini dapat menyasar lebih banyak kota baru di Indonesia. Perluasan layanan Go-Food juga dibidik dapat meningkat dari sisi volume transaksi, yang diharapkan juga dapat berdampak terhadap mitra driver, hingga UMKM. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.