Melansir dari Trading Economics, Rabu (4/6), investor semakin gelisah menjelang tenggat 4 Juni yang ditetapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk menggandakan tarif impor baja dan aluminium. Hal ini memicu spekulasi bahwa tembaga bisa menjadi sasaran berikutnya di tengah penyelidikan AS terkait impor tembaga.
Pemulihan harga tembaga ini terjadi setelah aksi jual tajam pada Selasa, yang didorong oleh kekhawatiran baru mengenai melemahnya permintaan.
Sebuah survei swasta menunjukkan aktivitas manufaktur China secara tak terduga mengalami kontraksi pada Mei, mencapai level terendah dalam lebih dari dua tahun.
PMI Manufaktur Caixin, yang cenderung mencerminkan kinerja perusahaan kecil yang berorientasi ekspor, mengindikasikan bahwa perusahaan China masih berhati-hati di tengah ketidakpastian terkait kebijakan perdagangan AS, meskipun ada jeda 90 hari untuk beberapa kebijakan tarif. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.