IDXChannel – Saham PT Abadi Nusantara Hijau Investama Tbk (PACK) kembali melesat hingga menyentuh auto rejection atas (ARA) 10 persen pada perdagangan Senin (20/10/2025).
Kenaikan ini menandai reli selama empat hari berturut-turut, seiring respons positif investor terhadap prospektus penerbitan Obligasi Wajib Konversi (OWK) melalui skema rights issue.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham PACK melonjak 9,62 persen ke level Rp2.620 per unit dan menyentuh batas auto rejection atas (ARA) untuk papan akselerasi. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp6,02 miliar dengan volume perdagangan 2,29 juta saham.
Kenaikan tersebut memperpanjang reli saham PACK menjadi lima hari beruntun, dengan empat di antaranya menembus ARA.
Dalam sepekan terakhir, saham ini sudah melesat 55,03 persen, sementara dalam sebulan naik 31,99 persen. Sejak awal tahun (YtD), saham PACK bahkan tercatat terbang 326,02 persen.
Pengamat pasar modal Michael Yeoh menjelaskan pergerakan saham PACK secara teknikal.
“PACK mempunyai area oversold yang jenuh. Terdapat juga MACD bullish divergence yang memungkinkan technical rebound PACK ke Rp3.000,” kata Michael, Jumat (17/10/2025) pekan lalu.
Menurut prospektus yang terbit pada 15 Oktober 2025, PACK berencana menghimpun dana segar hingga Rp3,26 triliun melalui Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) atau rights issue dengan menerbitkan OWK.
Aksi korporasi ini akan dilaksanakan pada awal Desember 2025, setelah mendapat persetujuan RUPSLB pada 25 September lalu dan pernyataan efektif dari OJK pada 20 November mendatang.
Perseroan akan menerbitkan maksimal 32,59 miliar unit OWK dengan harga pelaksanaan Rp100 per unit. Setiap pemegang lima saham lama akan memperoleh 102 Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) yang dapat digunakan untuk membeli satu OWK. Masa perdagangan dan pelaksanaan HMETD dijadwalkan berlangsung pada 4-10 Desember 2025.
OWK tersebut dapat dikonversi menjadi saham baru dengan rasio 1:1 mulai satu hari kerja setelah penerbitan hingga sebelum jatuh tempo pada 17 Desember 2026. Meski dapat diperdagangkan, OWK tidak akan dicatatkan di Bursa Efek Indonesia (BEI), namun saham hasil konversi akan tercatat di BEI.
PT Eco Energi Perkasa (EEP), yang menguasai 47,16 persen saham PACK, telah menyatakan akan melaksanakan seluruh haknya dan bertindak sebagai pembeli siaga. EEP siap menyerap sisa OWK yang tidak diambil pemegang saham publik hingga 12,90 miliar unit atau setara USD77 juta.
Perseroan memperingatkan, pemegang saham yang tidak melaksanakan haknya berpotensi terdilusi hingga 95,33 persen setelah seluruh OWK dikonversi.
Dana hasil PUT I akan digunakan sekitar 86,76 persen untuk pemberian pinjaman kepada entitas anak, APR dan SCR, guna pembelian saham KS dan KKU. Sisanya akan dipakai untuk kebutuhan modal kerja.
PACK mengubah fokus usahanya secara signifikan. Dari sebelumnya bergerak di industri percetakan digital untuk kemasan fleksibel, perseroan akan beralih menjadi perusahaan induk dengan konsentrasi pada sektor pertambangan mineral, terutama nikel.
Manajemen menegaskan, langkah ini bertujuan memperkuat posisi PACK melalui anak-anak usaha yang bergerak di perdagangan mineral.
Berdasarkan pengumuman pengambilalihan PACK oleh EEP yang telah dipublikasikan pada 24 Oktober 2024, penerima manfaat akhir dari EEP adalah Deng Weiming.
Mengutip laman Forbes.com, Deng Weiming mengepalai perusahaan asal China, CNGR Advanced Material, yang membuat komponen baterai lithium, beberapa di antaranya digunakan dalam mobil.
Pelanggannya termasuk firma produksi baterai Contemporary Amperex Technology, LG Chem yang berkantor pusat di Korea, dan Tesla yang berkantor pusat di AS. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.