Kapal-kapal malah memilih rute yang lebih jauh di sekitar ujung paling selatan Afrika, yang memakan waktu rata-rata sepuluh hari lebih lama dan meningkatkan biaya, belum lagi berdampak pada upaya dekarbonisasi industri pelayaran.
“Kapal-kapal kini terpaksa meningkatkan emisinya dengan menempuh rute yang lebih panjang,” Ketua Organisasi Maritim Internasional (IMO) Arsenio Dominguez, dikutip dari website UNRIC.
Dominguez melanjutkan, konsumen akan menghadapi kenaikan harga karena meningkatnya asuransi pengangkutan (freight insurance) dan biaya operasional kapal.
Pada Jumat (22/3) pekan lalu, perusahaan pelayaran Maersk mengatakan, masih terlalu dini untuk melanjutkan pelayaran melalui Laut Merah karena tingkat risiko yang terus meningkat, meskipun ada inisiatif dari Uni Eropa untuk meningkatkan keselamatan di wilayah tersebut.
Maersk, salah satu perusahaan pelayaran peti kemas terbesar di dunia, menghentikan lalu lintas Laut Merah pada 5 Januari dan sejak itu mengalihkan kapal-kapal melalui Tanjung Harapan, Afrika Selatan. (ADF)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.