sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Saham Potensi Cuan di September, Sektor Teknologi sampai New Blue Chips

Market news editor Aldo Fernando
28/08/2025 14:47 WIB
Pasar saham Tanah Air kembali menawarkan sederet peluang cuan bagi investor.
Saham Potensi Cuan di September, Sektor Teknologi sampai New Blue Chips. (Foto: IDXChannel)
Saham Potensi Cuan di September, Sektor Teknologi sampai New Blue Chips. (Foto: IDXChannel)

IDXChannel – Pasar saham Tanah Air kembali menawarkan sederet peluang cuan bagi investor.

Menjelang pergantian bulan ke September, sejumlah katalis, mulai dari arah kebijakan global hingga pergerakan saham unggulan, dinilai bisa menjadi penentu arah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Founder WH Project, William Hartanto, menjelaskan sejumlah sektor yang patut disimak selama September.

"Sektor yang menarik ada dari teknologi. Pelaku pasar mulai kembali fokus ke sektor ini sejak saham DATA auto rejection atas (ARA) berhari-hari, seolah-olah dianggap akan menjadi the next DCII,” katanya, Kamis (28/8/2025).

Ia menambahkan, saham-saham pilihan dari sektor ini adalah INET, WIFI, dan DATA. "Rekomendasi beli," ujar William.

Selain teknologi, William juga menyoroti sektor properti. "Terlihat antisipasi rate cut cukup tinggi. Saham-saham pilihannya adalah SMRA, BSDE, dan CTRA," katanya.

Lebih lanjut, sektor lain yang dinilai potensial adalah saham-saham konglomerat yang disebut new blue chips. "Seperti DSSA, BREN, CUAN, SSIA, dan PTRO. Ini semua rekomendasi buy untuk sebulan ke depan," tutur William.

Prospek September

William menilai pergerakan IHSG pada September akan ditentukan oleh dua skenario utama.

“Kita harus siap untuk setidaknya dua skenario. Yang pertama kita harapkan IHSG berakhir konsolidasinya dan kembali tembus level 8.000,” ujarnya, Kamis (28/8/2025).

Namun ia juga mengingatkan kemungkinan lain jika skenario tersebut gagal terwujud.

“Skenario keduanya adalah kalau IHSG gagal tembus 8.000, dan kena bulan September yang secara siklus cenderung melemah, maka ada kemungkinan terbentuknya pola double top,” katanya.

Meski begitu, menurut William, konfirmasi pola tersebut masih jauh di level 7.800 dengan memperhitungkan potensi IHSG menutup gap di area tersebut.

Memang, jika melihat data historis 2015–2024, IHSG hanya dua kali ditutup menguat di September, yakni pada 2017 dan 2021. Sepanjang periode tersebut, rata-rata return tercatat minus 1,81 persen dengan probabilitas penguatan hanya 20 persen, sehingga September kerap menjadi bulan yang kurang bersahabat bagi indeks.

Lebih lanjut, William menyoroti sejumlah sentimen yang patut dicermati. “Pertama, net buy asing yang datang terlambat, ini bisa menjadi sentimen positif. Namun juga menjadi bias karena keterlambatan tersebut di luar kebiasaan investor asing yang selama ini bergerak duluan,” tuturnya.

Ia juga menekankan pentingnya mencermati kinerja emiten di kuartal III-2025. “Kedua, sentimen dari rilis laporan keuangan, ini bisa negatif karena di kuartal III laporan keuangan cenderung stagnan dan beberapa industri malah mengalami penurunan di kuartal III,” imbuh William.

Sementara itu, ada pula faktor penopang dari saham-saham unggulan baru. “Ketiga, sentimen positif dari penjagaan saham-saham new blue chips terhadap IHSG, IHSG bisa aman dan hanya mengalami pelemahan terbatas di September,” kata William.

IHSG terus melaju positif sepanjang Agustus, ditandai dengan capaian rekor tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) yang banyak ditopang oleh saham-saham unggulan, termasuk milik konglomerat.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,84 persen dan kembali bertengger di atas level psikologis 8.000, tepatnya 8.003,13 pada penutupan sesi I perdagangan Kamis (28/8/2025). Bahkan, indeks acuan sempat menorehkan rekor intraday terbaru di level 8.022,76 pada pukul 11.22 WIB.

Sebagai catatan, IHSG pertama kali menembus level 8.000 pada 15 Agustus lalu, ketika menyentuh 8.017,07 di perdagangan intraday.

Sepanjang Agustus, IHSG sudah menguat 6,93 persen, melanjutkan tren positif Juli yang mencatat kenaikan 8,04 persen. (Aldo Fernando)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement