Sementara itu, saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) juga tak luput dari perhatian. Menurut Michael, “BUMI yang menunggu approval kuasi reorganisasi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK),” menjadi salah satu saham yang juga patut dipantau.
Meski demikian, Michael mengingatkan bahwa secara keseluruhan IHSG masih dibayangi tekanan yang cukup besar menjelang semester II-2025.
Hingga perdagangan intraday Senin (30/6/2025), IHSG tercatat turun 2,43 persen secara year-to-date. Di saat yang sama, arus keluar dana asing mencapai Rp39,3 triliun, menandakan berlanjutnya minat jual investor global di tengah tensi geopolitik dan kekhawatiran terhadap ekonomi nasional.
“Secara teknikal, IHSG membentuk pola bearish double top dengan neckline resistance di angka 7.000,” ujar Michael. Ia menilai pola ini menunjukkan sinyal koreksi yang belum usai.
“IHSG masih berpeluang terkoreksi hingga 6.538 menyusul adanya gap cukup besar di angka itu,” tuturnya. Ia juga mencatat bahwa tekanan jual dari investor asing masih menjadi faktor dominan.