sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Dirjen Migas Sebut Penolakan Shell untuk BBM Pertamina Karena Internal: Mau Kosong atau Disepakati

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
04/10/2025 03:03 WIB
Penolakan base fuel oleh Shell Indonesia bukan disebabkan oleh kandungan etanol saja.
Dirjen Migas Sebut Penolakan Shell untuk BBM Pertamina Karena Internal: Mau Kosong atau Disepakati (FOTO:iNews Media Group)
Dirjen Migas Sebut Penolakan Shell untuk BBM Pertamina Karena Internal: Mau Kosong atau Disepakati (FOTO:iNews Media Group)

IDXChannel -  Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman mengatakan penolakan Shell untuk base fuel dari PT Pertamina Patra Niaga disebabkan oleh masalah internal perusahaan.

Dia menyebut penolakan base fuel oleh Shell Indonesia bukan disebabkan oleh kandungan etanol saja. Sebab menurutnya Shell yang beroperasi di Amerika Serikat juga telah mencampurkan etanol dalam campuran bahan bakar yang dijual.

"Iya (masalah internal), padahal kalau di Amerika saja, Shell juga sudah pakai etanol. Di Amerika sendiri mereka bensin pakai etanol, saya bisa kasih lihat bukti-bukti itu," ujarnya di Kementerian ESDM, Jumat (3/10/2025).

Ia menjelaskan, saat ini PT Pertamina Patra Niaga telah melakukan impor base fuel sekitar 100 ribu barel, yang rencana untuk memenuhi stok BBM SPBU swasta. Namun, kompak SPBU swasta menolak base fuel itu karena disebut terdapat kandungan etanol.

Ia menegaskan, sebetulnya tidak ada masalah terkait kualitas BBM yang bercampur etanol. Sebab pencampuran etanol juga lumrah dilakukan oleh industri migas internasional. Bahkan, ia menyebut negara Brasil mencampur kadar etanol sampai 20 persen ke BBM.

"Etanol itu di internasional sudah banyak yang pakai, jadi tidak mengganggu performa. Bahkan bagus dengan menggunakan etanol. Itu negara-negara yang punya industri hulu etanol besar, seperti Brasil, mereka sudah pakai, bahkan di atas 20 persen," kata dia.

Laode menambahkan, nantinya base fuel tersebut akan digunakan oleh PT Pertamina jika operator SPBU swasta tetap menolak menyerap. Konsekuensinya, SPBU swasta akan mengalami kekosongan pasokan BBM hingga tahun 2026, sambil menunggu kuota impor baru.

"Ini pilihan ya, mau kosong sampai akhir tahun atau ada yang disepakati, yang saya dengar, ini sudah melakukan pembicaraan lagi sejak beberapa hari lalu," tutur dia.



(kunthi fahmar sandy)

Advertisement
Advertisement