Menurut laporan keuangan emiten, pendapatan bersih ANJT merosot dari USD50,88 juta atau Rp1,14 triliun di kuartal I-2022 menjadi USD75,55 juta atau Rp766,30 miliar di kuartal I-2023 dengan asumsi kurs Rp15.062/USD.
Merosotnya pendapatan ANJT seiring dengan merosotnya penjualan minyak sawit mentah dan inti sawit masing-masing sebesar 29,86 persen dan 55,20 persen.
Adapun, pendapatan dari penjualan minyak sawit mentah dan inti sawit di kuartal I-2023 masing-masing mencapai USD45,09 juta (Rp679,10 miliar) dan USD4,71 juta (Rp71 miliar).
Di samping itu, pendapatan dari tepung sagu juga turun 24,79 persen menjadi USD284,90 ribu (Rp4,29 miliar) di kuartal I-2023, meski pendapatan dari penjualan edamame dan pendapatan lainnya melesat masing-masing sebesar 79,35 persen dan 79,01 persen di periode ini.
Selain itu, ANJT juga menerima pendapatan dari tandan buah segar sebesar USD276,01 ribu atau Rp4,16 miliar pada kuartal I-2023.