Sementara itu, sepanjang paruh pertama 2022 jumlah belanja modal yang sudah diserap adalah senilai Rp162 miliar, di mana 70% dialokasikan untuk kebutuhan pengembangan aset perkebunan, dan 30% lainnya untuk kebutuhan aset tetap perusahaan.
"Kami juga memprediksikan bahwa prospek bisnis perseroan masih akan cukup baik mengingat profil tanaman sawit yang masih berada dalam masa produktif dan kegiatan intensifikasi kebun yang akan terus berjalan dalam beberapa tahun ke depan," tandasnya. (NIA)