Para pengamat lain justru menilai ada penurunan neraca tahun depan, dipicu proyeksi inflasi yang melandai.
Praktisi Pasar Modal, Thomas William menyebut, dampaknya tidak akan terlalu besar bagi pasar modal.
"Necara tahun depan memang diproyeksikan menurun dari tahun ini, tapi tidak akan mencapai resesi. Kinerja saham dan harganya kemungkinkan tidak akan sesuai fear yang ada di market saat ini," kata Thomas.
Kinerja IHSG saat Resesi 2020-2021
Berdasarkan catatan historis, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pernah melewati masa-masa resesi pada periode 2020-2021. Saat itu, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mengalami kontraksi selama empat kuartal sejak kuartal II-2020 hingga kuartal I-2021.
Artinya, Indonesia mengalami resesi selama dua kali, terutama setelah Indonesia mengumumkan kasus virus corona untuk pertama kalinya sejak 2 Maret 2020. Covid-19 yang menggila, membuat mobilitas dan aktivitas ekonomi tersendat.
Kendati IHSG hingga 31 Maret 2020 sempat anjlok sebesar 27,95% (ytd). Namun penurunan itu lambat laun berkurang hingga akhir 2020 mencapai minus 5,09% (ytd). Performa indeks pada akhir kuartal I-2021 lantas meningkat 0,11% (ytd).