IDXChannel - Tim analis dari perusahaan stock advisor Emtrade menyatakan sektor farmasi memiliki prospek yang cenderung lebih baik pada 2023. Salah satu faktornya berkurangnya tekanan beban pokok setelah harga-harga komoditas mengalami penurunan dan rupiah mengalami penguatan.
Dalam paparannya, Emtrade menyatakan pemerintah awal tahun ini telah melakukan penyesuaian tarif INA-CBG sebesar 9.5%. Ini menandai kenaikan pertama sejak 2016, di mana tahun ini mulai membebankan biaya kepada pelanggan BPJS seperti biaya obat yang lebih tinggi. Otomatis ini dapat mendukung profitabilitas rumah sakit yang nantinya juga akan meningkatkan profitabiltas emiten farmasi dari terjualnya obat premium di sepanjang 2023 ini.
Lebih lanjut, lembaga keuangan tersebut menyatakan sektor farmasi menarik di Indonesia karena Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau perbandingan harapan hidup orang Indonesia terbilang cukup tinggi di level 72.91 pada tahun 2022 (>50). Dengan bertambahnya penduduk, maka peluang kebutuhan farmasi dan medis masyarakat juga akan tinggi.
Sementara itu, dalam analisisnya mengenai saham PT Phapros Tbk (PEHA), Emtrade melihat penjualan PEHA berasal dari lini bisnis produksi dan perdagangan yang meliputi baik ekspor ataupun impor atas obat-obatan, alat kesehatan, suplemen, termasuk pangan fungsional.