“Perseroan mengantisipasi penurunan penjualan dengan cara terus menambah jumlah varian produk, termasuk menjalin kerja sama strategis dengan pihak ketiga untuk layanan-layanan pendukung lainnya, sesuai dengan kebutuhan pasar yang akan datang,” demikian dikutip dari prospektus pada Senin (22/1/2024).
Selain itu, manajemen perseroan juga akan melakukan upaya peningkatan penjualan dengan menambah titik-titik redistribusi melalui sales force dengan pengawasan melalui konsep Topindoku Strategic Partnership (TSP), yang di mana kerja sama ini melibatkan partner lokal yang dipilih sesuai dengan daerah masing-masing.
Dari sisi pengeluaran, per Juli 2023 beban pokok penjualan perseroan tercatat sebesar Rp1,33 triliun, turun 4,89% bila dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yaitu sebesar Rp1,40 triliun.
Penurunan tersebut sejalan dengan penurunan penjualan pada periode yang sama pada tahun 2023 dibanding periode tahun 2022 yaitu sebesar 5,24%.
Rencana perseroan dalam efisiensi beban pokok penjualan, di mana saat ini topindoku melakukan pembelian produk tidak langsung ke principal (produk virtual dan produk fisik) setelah penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) dengan modal kerja yang memadai.