Melalui penggunaan bahan baku dan bahan bakar alternatif, SIG telah membantu pemerintah dan industri dalam mengatasi persoalan sampah dan limbah, bahkan memberikan manfaat ekonomi bagi para petani dari pemanfaatan limbah pertanian (biomassa) yang berpotensi menimbulkan gas metana jika dibiarkan terdegradasi.
Di sisi lain, penggunaan juga RDF membantu pemerintah daerah mengatasi persoalan timbulan sampah perkotaan (municipal waste), keterbatasan lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA), bau tak sedap dan gangguan penyakit pada masyarakat.
Selain itu, pemanfaatan limbah industri juga membantu Perusahaan memitigasi dampak lingkungan akibat limbah dari kegiatan operasional industri dan mendorong perkembangan industri yang berkelanjutan.
Komitmen keberlanjutan ini diperkuat dengan kehadiran Nathabumi, sebuah divisi pengelolaan limbah ramah lingkungan yang dioperasikan oleh anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk.
Layanan Nathabumi mencakup pengelolaan limbah industri baik kenis Bahan Beracun berbahaya (B3) maupun Non-B3, pengelolaan sampah perkotaan, analisis dan laboratorium limbah, hingga pengelolaan limbah pengeboran minyak bumi.
Sistem pengelolaan sampah dan limbah oleh Nathabumi dilakukan melalui metode co-processing dengan memanfaatkan temperatur tanur semen hingga 1.500 derajat Celcius, sehingga mampu memusnahkan limbah tanpa residu.
"Kami menyadari bahwa upaya pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa, termasuk pelaku industri. Karenanya, sebagai perusahaan yang memiliki kemampuan dan pengalaman, SIG siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pencapaian Net Zero Emission 2050 melalui penerapan prinsip ekonomi sirkular," ujar Vita.
(taufan sukma)