sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

SIG (SMGR) Manfaatkan Limbah Industri dan Sampah Perkotaan Jadi Bahan Bakar Alternatif

Market news editor Taufan Sukma Abdi Putra
07/06/2025 19:01 WIB
limbah industri dan sampah perkotaan tersebut diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), dan lalu dimanfaatkan dalam proses produksi semen hijau buatan Perseroan
SIG (SMGR) Manfaatkan Limbah Industri dan Sampah Perkotaan Jadi Bahan Bakar Alternatif (foto: iNews Media Group))
SIG (SMGR) Manfaatkan Limbah Industri dan Sampah Perkotaan Jadi Bahan Bakar Alternatif (foto: iNews Media Group))

IDXCHannel - PT Semen Indonesia Tbk (SMGR), atau SIG, terus menggenjot pemanfaatan biomassa, limbah industri, hingga sampah perkotaan untuk digunakan sebagai bahan bakar alternatif.

Dalam prosesnya, limbah industri dan sampah perkotaan tersebut diolah menjadi refuse-derived fuel (RDF), dan lalu dimanfaatkan dalam proses produksi semen hijau buatan Perseroan.

"Selain bahan bakar alternatif, SIG juga menggunakan bahan baku alternatif dari limbah industri, seperti limbah padat tembaga (copper slag), debu batu bara (fly ash), abu batu bara (bottom ash), limbah padat kertas (paper sludge) dan lainnya," ujar Corporate Secretary SIG, Vita Mahreyni, dalam keterangan resminya, Kamis (5/6/2025).

Sepanjang 2024 lalu, menurut Vita, pihaknya berhasil mencatatkan penggunaan bahan bakar dan bahan baku alternatif hingga dua juta ton, di mana porsi penggunaan bahan bakar alternatif mencapai 0,5 juta ton, dan berhasil meningkatkan substitusi energi panas (thermal substitution rate) menjadi 7,56 persen, dari sebelumnya 7,27 persen pada 2023 lalu.

Vita menjelaskan, penggunaan bahan baku dan bakar alternatif telah menjadi bagian penting dalam perjalanan transformasi SIG dalam menghadirkan produk semen hijau yang ramah lingkungan.

"Sampah dan limbah yang tidak terkelola dengan baik tidak hanya dapat merusak lingkungan dan mengurangi daya dukungnya (carrying capacity), tapi juga berdampak buruk terhadap kehidupan sosial akibat timbulnya penyakit yang mangganggu kesehatan masyarakat," ujar Vita.

Namun, dengan penerapan prinsip ekonomi sirkular, sampah dan limbah dapat diolah menjadi produk bernilai. Sejauh ini SIG telah menjalankan prinsip tersebut dengan memanfaatkan RDF hingga biomassa dan limbah industri sebagai bahan bakar alternatif.

"Penggunaan bahan bakar alternatif merupakan bentuk tanggung jawab kami terhadap lingkungan, sekaligus sebagai upaya mereduksi emisi gas rumah kaca (GRK) yang menjadi penyebab perubahan iklim. Sekaligus, ini juga menunjukkan komitmen kuat SIG dalam mendorong penggunaan energi terbarukan yang ramah lingkungan," ujar Vita.

Saat ini, dikatakan Vita, tingkat emisi karbon yang dihasilkan dari produksi semen PCC SIG sebesar 494kg CO2/ton semen, atau lebih rendah dibandingkan rata-rata semen konvensional sebesar 800kg CO2/ton semen.

Emisi karbon produk semen PCC SIG juga tercatat lebih rendah hingga 38 persen dibandingkan emisi karbon semen konvensional.

Melalui penggunaan bahan baku dan bahan bakar alternatif, SIG telah membantu pemerintah dan industri dalam mengatasi persoalan sampah dan limbah, bahkan memberikan manfaat ekonomi bagi para petani dari pemanfaatan limbah pertanian (biomassa) yang berpotensi menimbulkan gas metana jika dibiarkan terdegradasi. 

Di sisi lain, penggunaan juga RDF membantu pemerintah daerah mengatasi persoalan timbulan sampah perkotaan (municipal waste), keterbatasan lahan untuk tempat pembuangan akhir (TPA), bau tak sedap dan gangguan penyakit pada masyarakat. 

Selain itu, pemanfaatan limbah industri juga membantu Perusahaan memitigasi dampak lingkungan akibat limbah dari kegiatan operasional industri dan mendorong perkembangan industri yang berkelanjutan. 

Komitmen keberlanjutan ini diperkuat dengan kehadiran Nathabumi, sebuah divisi pengelolaan limbah ramah lingkungan yang dioperasikan oleh anak usaha SIG, PT Solusi Bangun Indonesia Tbk. 
Layanan Nathabumi mencakup pengelolaan limbah industri baik kenis Bahan Beracun berbahaya (B3) maupun Non-B3, pengelolaan sampah perkotaan, analisis dan laboratorium limbah, hingga pengelolaan limbah pengeboran minyak bumi. 
Sistem pengelolaan sampah dan limbah oleh Nathabumi dilakukan melalui metode co-processing dengan memanfaatkan temperatur tanur semen hingga 1.500 derajat Celcius, sehingga mampu memusnahkan limbah tanpa residu. 

"Kami menyadari bahwa upaya pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen bangsa, termasuk pelaku industri. Karenanya, sebagai perusahaan yang memiliki kemampuan dan pengalaman, SIG siap berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk berkontribusi dalam pencapaian Net Zero Emission 2050 melalui penerapan prinsip ekonomi sirkular," ujar Vita.

(taufan sukma)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement