Herditya mewaspadai dampak Fed ini dapat meningkatkan kekhawatiran pelaku pasar modal, yang pada akhirnya memicu aksi jual investor. Terlebih, IHSG -sebagai indikator pergerakan seluruh saham- telah menguat 8,37% secara year to date per Senin (29/8), yang juga berpotensi mengalami koreksi.
"Kami melihat pergerakan IHSG cenderung bearish ke depan," ujar Herditya sambil memperjelas bahwa katalis suku bunga dapat memengaruhi kinerja saham-saham yang memiliki leverage utang yang besar seperti teknologi, konstruksi, hingga infrastruktur.
Sementara itu Founder WH Project, William Hartanto menilai koreksi IHSG pada Senin (29/8) sebesar 0,04% bukanlah hal yang perlu ditakuti. Secara teknikal, IHSG membentuk pola long legged hammer, yang memberikan harapan untuk rebound.
"Kami setuju ada ekspektasi terjadinya rebound pada perdagangan Selasa (30/8)," kata William dalam risetnya, sembari menambahkan ada pelemahan signifikan di awal perdagangan, justru peluang untuk buy on weakness.
Secara fundamental, William mengakui bahwa data ekonomi global dapat menimbulkan respons dari pelaku pasar. Sama seperti Herditya, William menilai katalis Fed bisa menjadi pemberat bagi indeks.