Sementara itu, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) mengantongi pendapatan Rp4,46 triliun pada semester I 2023, turun 4,29% dibandingkan Rp4,66 triliun pada semester I 2022.
Laba periode berjalan pada akhir Juni 2023 tercatat sebesar Rp832,47 miliar, terkontraksi 23,76% dibandingkan semester I 2022 sebesar Rp1,09 triliun.
Untuk prospek ke depannya, Analis Henan Putihrai Sekuritas Jono Syafei mengatakan ada sentimen positif dan negatif untuk sektor properti. Sentimen positif yang mendukung di antaranya musim serah terima dari properti yang terjual pada 2021-2023 yang dapat mendorong pendapatan dan laba real estate tahun ini meningkat.
Faktor pendukung lainnya yaitu adanya recurring income dari mall dan hotel sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat. Hal tersebut dapat mendorong kinerja emiten properti.
Selain itu, rencana pemerintah untuk mempermudah kepemilikan properti bagi Warga Negara Asing (WNA) turut menjadi katalis positif bagi sektor properti di paruh kedua tahun ini.
Di sisi lain, sektor properti masih dibayang-bayangi oleh kenaikan suku bunga. Hal itu masih menjadi pemberat mengingat mayoritas masyarakat membeli dengan cara KPR.
Sentimen negatif lainnya yaitu tidak adanya insentif pajak yang dapat membatasi daya beli masyarakat. Meski begitu, Jono menyatakan sektor properti secara sentimen masih positif.
“Apalagi developer besar seperti CTRA dan BSDE masih mencatatkan marketing sales tahun ini tumbuh positif,” ujarnya kepada IDXChannel.com, Selasa (15/8/2023).
Dengan kondisi tersebut, Jono pun menyebut SMRA bisa menjadi saham pilihan yang bisa diperhatikan oleh investor. “Dengan target jangka panjang ke 820,” ujarnya.
(FRI)