sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Smartfren Akan Konversi Obligasi Jadi Saham Senilai Rp3,4 Miliar

Market news editor Shifa Nurhaliza
17/09/2020 16:30 WIB
PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) diketahui akan melaksanakan konversi atas Obligasi Wajib Konversi (OWK) II dan III.
Smartfren Akan Konversi Obligasi Jadi Saham Senilai Rp3,4 Miliar. (Foto: Shutterstock)
Smartfren Akan Konversi Obligasi Jadi Saham Senilai Rp3,4 Miliar. (Foto: Shutterstock)

IDXChannel - Emiten telekomunikasi, PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) diketahui akan melaksanakan konversi atas Obligasi Wajib Konversi (OWK) II dan III menjadi 34 miliar saham seri C, dengan nilai pelaksanaan Rp100 per saham, pada Selasa, 22 September 2020.

Dilansir keterangan resmi perseroan, pada Rabu (16/9/2020), Smartfren menegaskan bahwa rencana tersebut telah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 14 Agustus 2020.

Kemudian, perseroan mencatatkan laporan keuangan periode Juni 2020, bahwa OWK II seri I diterbitkan tahun 2014 dengan nilai keseluruhan Rp1 triiun. Sedangkan OWK III diterbitkan pada tahun 2017 dengan nilai sebanyak-banyaknya Rp12 triliun. Perseroan juga akan menerbitkan OWK IV senilai Rp1,2 triliun paling lambat 25 September 2020.

Sekadar informasi, pada kinerja keuangan di semester pertama tahun ini, mengalami rugi bersih yang terpantau membengkak hingga 14% menjadi Rp1,22 triliun, dibandingkan dengan periode yang sama di 2019 yang juga rugi bersih Rp1,07 triliun.

Berdasarkan laporan kinerja yang dipublikasikan, rugi bersih ini dicatatkan di tengah kenaikan pendapatan perusahaan pada 6 bulan pertama tahun ini. Pendapatan FREN tercatat naik 42% menjadi Rp4,30 triliun dari periode yang sama di 2019 sebesar Rp3,03 triliun. Sedangkan pendapatan terbesar dari bisnis jasa telekomunikasi khususnya data yakni naik menjadi Rp3,91 triliun dari sebelumnya Rp2,87 triliun.

Sementara itu, pendapatan non-data juga naik menjadi Rp226,53 miliar dari sebelumnya Rp 131,98 miliar. Pendapatan jasa interkoneksi juga naik menjadi Rp61,70 miliar dari sebelumnya Rp20,58 miliar.
.
Kendati pendapatan naik, beban perusahaan ternyata masih tinggi. Laporan keuangan perseroan mencatat, beban bunga dan keuangan bertambah menjadi Rp 416,18 miliar, lalu ada rugi kurs Rp75 miliar, dan kerugian dari perubahan nilai wajar opsi konversi sebesar Rp36,52 miliar.

Total beban usaha naik menjadi Rp5,17 triliun dari sebelumnya Rp4,31 triliun, terbesar dari beban penyusutan dan amortisasi Rp2,23 triliun dan beban operasi, serta beban pemeliharaan dan jasa telekomunikasi. Beban usaha karyawan juga naik menjadi Rp439,86 miliar dari Rp340 miliar. (*)

Advertisement
Advertisement