"Tentunya yang harus kami jaga adalah cash management, setelah itu tentu jika ada idle cash dan kelebihan dana maka dapat dibahas dalam rapat umum pemegang saham tahunan untuk disetujui apakah dibagi atau tidak dividennya," terangnya.
DUTI membukukan pendapatan usaha cukup signifikan sepanjang semester I/2022, yakni sebesar Rp1,25 triliun. Realisasi itu melejit 79,10% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun 2021 sebesar Rp701,26 miliar. Penjualan segmen real estate kepada pihak eksternal masih menjadi kontribusi terbesar pemasukan perseroan.
Sebelumnya pada RUPST Juni lalu, DUTI juga telah menyepakati pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp703 miliar yang telah dibayarkan pada akhir Juni 2022.
(FRI)