Willy juga menyinggung kondisi domestik yang tak kondusif. SRIL, kata dia, berencana fokus untuk menggarap pasar domestik di tengah lesunya ekspor. Namun, kegiatan impor pakaian ilegal marak terjadi sehingga harganya menjadi tidak kompetitif.
"Dikarenakan tidak membayar pajak seperti halnya Perusahaan domestik yang taat membayar pajak sesuai aturan yang ada," katanya.
Willy menambahkan, SRIL terus mereviu strategi secara berkala sehingga lebih adaptif terhadap dinamika industri. Selain itu, efisiensi dari sisi rantai pasok dan Sumber Daya Manusia (SDM) juga terus dilakukan.
Manajemen optimistis SRIL bisa meningkatkan kinerja keuangan secara bertahap di tahun-tahun mendatang walaupun kondisi perekonomian masih mengalami banyak tantangan setidaknya sampai 2025.
"Keyakinan kami tersebut didasarkan pada kinerja tahun 2023 yang sudah mampu menekan kerugian jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya," kata Willy.
(RFI)