sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sukses IPO, Merry Riana Yakin Sektor Pendidikan Punya Peluang Besar di Pasar Modal

Market news editor Rahmat Fiansyah
11/07/2025 09:30 WIB
Lembaga kursus milik motivator Merry Riana, PT Merry Riana Edukasi Tbk resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada Kamis (10/7/2025) kemarin.
Lembaga kursus milik motivator Merry Riana, PT Merry Riana Edukasi Tbk resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada Kamis (10/7/2025) kemarin. (Foto: Dok. BEI)
Lembaga kursus milik motivator Merry Riana, PT Merry Riana Edukasi Tbk resmi mencatatkan sahamnya di BEI pada Kamis (10/7/2025) kemarin. (Foto: Dok. BEI)

IDXChannel - Lembaga kursus milik motivator Merry Riana, PT Merry Riana Edukasi Tbk resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (10/7/2025) kemarin. Perusahaan tersebut melantai dengan kode emiten MERI.

MERI merupakan lembaga pendidikan karakter dan pengembangan diri yang telah menjangkau puluhan ribu anak dan remaja di Indonesia melalui pendekatan Experiential Learning Technologies. Perseroan tercatat di Bursa dengan sektor konsumer siklikal dan industri jasa konsumen.

Proses penawaran saham perdana (Initial Public Offering atau IPO) MERI tergolong sukses. Saat debut, harga saham MERI menyentuh batas auto reject atas (ARA) setelah naik 34,38 persen ke Rp172 dengan nilai transaksi mencapai Rp24,34 miliar.

Sementara di hari kedua, saham MERI juga lanjut naik. Hingga pukul 09.20 WIB, saham MERI menguat 30,23 persen ke Rp224 dengan nilai transaksi Rp28 miliar.

Pendiri sekaligus Komisaris Utama MERI, Merry Riana mengatakan, sektor pendidikan memiliki peluang besar di pasar modal Indonesia. Sektor ini dinilainya sangat prospektif karena pendidikan bukan hanya tren sesaat, namun merupakan sektor masa depan.

“Apalagi pendidikan soft skill, character, leadership, entrepreneurship, dan kepercayaan diri itu adalah sebuah kebutuhan pokok generasi muda saat ini,” kata Merry di Gedung BEI Jakarta, dikutip Jumat (11/7/2025).

Dengan lebih dari 30 persen pertumbuhan tahunan dalam tiga tahun terakhir, lanjut Merry, perseroan kini berada di titik yang langka, di mana stabil secara operasional namun masih sangat awal dalam potensi ekspansi.

Keputusan untuk tetap menjalankan proses IPO MERI di tengah dinamika pasar global bukanlah keputusan impulsif, melainkan langkah yang berani, strategis, dan penuh keyakinan. Langkah ini membuktikan bahwa di Indonesia, ada institusi pendidikan yang dikelola secara profesional, profitable, dan mengedepankan tata kelola yang sehat.

“Pendidikan bukan hanya soal mengajar di ruang kelas, tapi tentang menggerakkan seluruh ekosistem, orang tua, guru, komunitas, pelaku usaha, dan investor, untuk bersama menciptakan generasi yang cerdas dan berkarakter,” tutur Merry.

Dalam IPO ini, MERI menawarkan 266,66 juta saham atau 25 persen dari total modal ditempatkan dan disetor perseroan, dan berpotensi meraup dana Rp30,09 miliar yang disetorkan sebagai modal kepada PT Merry Riana Edukasi Delapan (65 persen) dan PT Merry Riana Akademi Tujuh (35 persen)

Setoran modal kepada PT Merry Riana Edukasi Delapan sebanyak 9 persen untuk biaya sewa lokasi Learning Centre kepada pihak ketiga yang kontraknya akan berakhir baik kepada pemilik properti existing atau pemilik baru.

Kemudian 30 persen untuk biaya marketing atau iklan secara online melalui Meta Ads yang ditayangkan berbagai media sosial antara lain Facebook & Instagram, serta marketing secara offline yaitu reklame, brosur, flyer, leaflet, poster dan banner. Lalu, 41 persen untuk penambahan dan pelatihan karyawan.

Selanjutnya, 9 persen digunakan untuk biaya perlengkapan pengajaran seperti modul, workbook dan perlengkapan kelas, serta sebesar 11 persen digunakan untuk biaya kantor terkait pemakaian utilitas seperti biaya air, biaya listrik, biaya telepon, biaya internet, dan iuran lingkungan.

Sementara itu, sisa dana IPO 35 persen akan disalurkan kepada PT Merry Riana Akademi Tujuh dengan rincian 66 persen digunakan untuk biaya Venue Merry Riana Event yaitu Life Camp, Leadership Camp, dan Billionaire Camp.

Kemudian, sekitar 30 persen untuk biaya marketing atau iklan secara online melalui Meta Ads yang ditayangkan berbagai media sosial media sosial, antara lain Facebook & Instagram, serta marketing secara offline yaitu reklame, brosur, flyer, leaflet, poster dan banner. Lalu 4 persen untuk biaya perlengkapan pengajaran seperti modul, workbook dan perlengkapan kelas, namun tidak terbatas pada, spidol, kertas, kursi, papan flipchart, dan perlengkapan tulis lainnya.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement