"Bahkan tujuan kami IPO (Initial Public Offering/penawaran umum perdana saham) juga untuk dapat tumbuh bersama. Bukan IPO ketika sudah besar, melainkan dengan IPO kita jadi besar bersama," tutur Kusumo.
Sepanjang semester I-2022, Blibli berhasil mencatatkan processing value (TPV) sebesar Rp24,13 triliun. Nilai tersebut meningkat sebesar 89,29 persen secara tahunan dari Rp12,75 triliun di semester I-2021.
Segmen 3P retail menjadi penyumbang terbesar dengan 58,9 persen dari TPV semester I-2022. Lalu 1P retail menyumbang sebesar 19,1 persen, segmen institusi sebesar 13,9 persen dan physical stores sebesar 8,1 persen.
Sejak 2019 hingga paruh pertama tahun ini, menurut Kusumo, pihaknya juga telah melakukan efektivitas pemasaran. Rasio biaya pemasaran terhadap TPV turun dari enam persen di 2019 menjadi hanya 3,6 persen pada semester I-2022.
Efisiensi juga dilakukan pada potongan harga atau diskon promosi. Pada 2019 rasio diskon Blibli terhadap TPV sebesar 7,1 persen, yang kemudian turun menjadi hanya 2,3 persen pada semester I-2022.