Jika dividen interim dimasukkan, maka dividend yield-nya mencapai 15 persen. Yield tersebut berpotensi lebih tinggi lagi jika harga akuisisi saham TAPG berada di bawah level Rp1.000 per saham.
Triputra Agro Persada mencetak kinerja cemerlang pada tahun lalu yang menjadikannya sebagai emiten sawit dengan laba bersih terbesar berdasarkan catatan IDXChannel. Capaian laba TAPG mengungguli perusahaan-perusahaan sawit seperti PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) dan PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR).
Produksi Tandan Buah Segar (TBS) dan CPO perseroan pada 2024 sebetulnya turun masing-masing 3 persen dan 6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, harga rata-rata sawit yang meningkat serta biaya pemupukan yang lebih rendah mendongkrak laba TAPG.
Perseroan mencatat pertumbuhan laba bersih hingga 94 persen (Rp3,2 triliun) seiring penjualan yang meningkat sebesar 16 persen (Rp9,7 triliun). Sementara beban pokok penjualan turun 3 persen (Rp5,9 triliun).
(Rahmat Fiansyah)