Sementara harga pelaksanaan untuk PMHMETD I ditetapkan Rp37 per saham, sehingga dana yang terkumpul sekitar Rp80 miliar. Rights issue tersebut juga dipastikan tanpa disertai penerbitan waran.
Gufron menambahkan, Poh Group juga menggandeng Advance Opportunities Fund (AOF) sebagai standby buyer dalam PMHMETD I.
Nantinya, dana hasil rights issue jilid I akan dipakai untuk melunasi bridging loan sebesar USD455.000 dan sisanya dipakai modal kerja, termasuk modal kerja pra-operasi usaha tambang dan biaya konsultan terkait penilaian keuangan dan hukum terkait aset tambang di Mongolia, Kamboja, dan Indonesia yang akan dikonsolidasikan dalam laporan keuangan NINE.
Untuk PMHMETD I, perseroan telah menjadwalkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 30 April 2025. Setelah restu investor diperoleh, NINE berencana mengajukan aksi korporasi ini untuk mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
(Rahmat Fiansyah)