IDXChannel - Microsoft Corp. (MSFT) mencatat pertumbuhan penjualan paling lambat dalam lebih dari enam tahun pada kuartal terakhir 2022. Ini karena permintaan untuk perangkat lunak dan layanan cloud melambat di tengah kekhawatiran soal ekonomi global.
Pendapatan perusahaan meningkat 2% dalam tiga bulan hingga 31 Desember dari tahun sebelumnya menjadi USD52,7 miliar. Namun, laba bersih mencatatkan penurunan 12% menjadi USD16,4 miliar. Itu adalah pertumbuhan pendapatan terendah perusahaan sejak kuartal Juni 2016. (Lihat tabel di bawah ini.)
Mengutip Wall Street Journal (WSJ), Microsoft termasuk salah satu perusahaan yang terlindung dari banyak penurunan baru-baru ini karena hasil penjualan dari perusahaan daripada iklan dan belanja konsumen.
Namun, kondisi ini disebut tidak kebal terhadap beban keuangan pasca pandemi serta hambatan ekonomi makro seperti suku bunga yang tinggi.
Diketahui bahwa Microsoft baru saja mengakuisisi ChatGPT dari OpenAI dengan nilai investasi mencapai USD10 miliar.
“Gelombang komputasi besar berikutnya sedang lahir, karena Microsoft Cloud mengubah model AI tercanggih di dunia menjadi platform komputasi baru. Kami berkomitmen untuk membantu pelanggan kami menggunakan platform dan alat kami untuk masa depan di era baru AI,” kata Satya Nadella, CEO Microsoft di laman resminya.
Microsoft juga baru saja mengumumkan PHK untuk 10 ribu karyawannya yang diumumkan di awal 2023 ini. Keputusan ini menambah daftar panjang PHK yang dilakukan raksasa teknologi.
Segmen Cloud Menopang Pendapatan
Microsoft adalah salah satu perusahaan teratas dalam layanan komputasi awan (cloud)yang berkembang pesat selama pandemi.
Di tengah krisis kesehatan, Microsoft melaporkan pertumbuhan penjualan sebesar 50% atau lebih year on year selama beberapa kuartal berturut-turut. Terutama di segmen komputasi awan Azure, yang menjadi merk nomor 2 di dunia setelah AWS milik Amazon.com Inc. Layanan cloud Azure ini menjadi mesin utama pertumbuhan perusahaan.