sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tensi Geopolitik Memanas hingga Sentimen The Fed, IHSG Rawan Koreksi

Market news editor Giri Hartomo
23/03/2021 19:10 WIB
Mamanasnya situasi geopolitik dan sentimen suku bunga Bank Sentral The Fed menjadi faktor yang berdampak pada gejolak IHSG.
Tensi Geopolitik Memanas hingga Sentimen The Fed, IHSG Rawan Koreksi  (FOTO: MNC Media)
Tensi Geopolitik Memanas hingga Sentimen The Fed, IHSG Rawan Koreksi (FOTO: MNC Media)

IDXChannel - Mamanasnya situasi geopolitik dan sentimen suku bunga Bank Sentral The Fed menjadi faktor yang berdampak pada gejolak di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Dalam jangka pendek, diperkirakan IHSG rentan mengalami koreksi.

Research Analyst MNC Sekuritas Aqil Triyadi mengatakan, jika IHSG tidak mampu untuk naik ke 6.400 maka kemungkinan jangka pendek masih akan mengalami koreksi. Bahkan diperkirakan IHSG akan terkoreksi hingga ke angka 6.215. 


“Jangka pendek ini pergerakan IHSG masih rentan untuk terkoreksi ya untuk nantinya selama tidak mampi tembus ke angka 6.400 maka koreksi IHSG akan rawan untuk menuju ke daerah 6215,” ujarnya dalam acara 2ND Session Closing Market IDX Channel, Selasa (23/3/2021).


Meskipun sebelum anjlok ke 6.215, IHSG masih akan bergerak menuju ke angka 6.225 terlebih dahulu. Adapun pada penutupan perdagangan hari ini, IHSG berada di angka 6.252 atau turun 48,41 poin atau 0.77%. 


“Terlebih dahulu ke 6225 selama memang pergerakan IHSG tidak mampu tembus ke level 6.400,” ucapnya.


Aqil tidak menyebutkan secara pasti apa saja faktor yang menyebabkan IHSG masih akan terkoreksi. Namun jika melihat pada kasus kejadian hari ini, IHSG terkoreksi akibat beberapa sentimen negatif, salah satunya adalah karena memanasnya tensi geopolitik antara Amerika Serikat, Uni Eropa dan China. 


“Kami melihat pergerakan IHSG hari ini didorong oleh beberapa sentimen salah satunya adalah kalau sentimen dari bursa mengalami koreksinya disebabkan tensi geopolotik antara AS, Uni Eropa dan kepada China,” ujarnya 


Selain tensi geopolitik, para investor juga masih menantik keputusan dari Bank Sentral Amerika Serikat The Fed terkait suku bunga acuan. Jika nantinya The Fed memutuskan untuk menaikan suku bunga, maka akan berdampak negatif bagi pasar keuangan di Indonesia.


“Kedua sentimen dari The Fed masih menanti apakah suku bunga akan dinaikan atau tidak. Kalau terdapat sinyal untuk menaikan suku bunga dari The Fed sendiri itu memang meberikan sentimen negatif untuk pasar keuangan di Indonesia sendiri,” jelas Aqil. (RAMA)

Advertisement
Advertisement