"Kami tidak menambahkan informasi baru karena semua sudah sesuai dengan ketentuan dan aturan yang berlaku serta terungkap dalam laporan yang relevan," ujarnya.
Soal free float, Merly menegaskan bahwa BREN telah memenuhi aturan. Hingga 19 September 2024, jumlah saham yang memenuhi free float mencapai 15,6 miliar saham atau setara 11,66 persen, lebih besar dari yang dipersyaratkan yakni minimal 50 juta saham dan 7,5 persen dari total saham.
Terkait hal ini, kepemilikan saham Jupiter Tiger Holdings dan Prime Hill Funds dihitung sebagai pemegang utama dan pengendali BREN. Kedua entitas ini masing-masing menggenggam 3,94 persen dan 3,76 persen sehingga di luar keempatnya, publik hanya memiliki empat persen saham BREN.
"Perseroan akan terus memantau kepatuhan terhadap aturan free float yang ditetapkan oleh Bursa," katanya.
Sebelumnya, kabar FTSE Russell mendepak saham BREN membuat harga sahamnya menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) sebesar 19,95 persen ke Rp8.825 pada perdagangan Jumat (20/9/2024). Tak hanya BREN, saham-saham Prajogo lain juga tertekan seperti PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) anjlok 18,08 persen, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) turun 10,56 persen, dan PT Petrosea Tbk (PTRO) melemah 10,38 persen.
(Rahmat Fiansyah)