sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Teropong Pergerakan Saham BTN (BBTN) Usai Akuisisi Bank Victoria Syariah (BVIS)

Market news editor Dinar Fitra Maghiszha
21/01/2025 13:47 WIB
Saat ini saham BBTN diperdagangkan pada valuasi yang rendah, dengan estimasi rasio harga terhadap laba (P/E)
Teropong Pergerakan Saham BTN (BBTN) Usai Akuisisi Bank Victoria Syariah (BVIS) (FOTO:MNC Media)
Teropong Pergerakan Saham BTN (BBTN) Usai Akuisisi Bank Victoria Syariah (BVIS) (FOTO:MNC Media)

DXChannel - Yuanta Sekuritas mempertahankan rekomendasi BUY pada saham BBTN dengan target harga sebesar Rp1.860 per saham dalam 12 bulan sehingga mencerminkan potensi kenaikan hingga 69,9 persen.

Sebelum integrasi, Bank Victoria Syariah (BVIS) belum memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja BBTN secara keseluruhan, mengingat skala aset BVIS yang hanya Rp3,3 triliun atau kurang dari 1 persen dari total aset BBTN.

Namun, setelah integrasi, entitas hasil akuisisi diharapkan dapat memanfaatkan posisi BBTN yang kuat dalam bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) serta sinergi efektif dengan BUMN lainnya.

Yuanta merinci, saat ini saham BBTN diperdagangkan pada valuasi yang rendah, dengan estimasi rasio harga terhadap laba (P/E) dan rasio harga terhadap nilai buku (P/BV) tahun 2024 masing-masing sebesar 4,7 kali dan 0,5 kali.

Analis memperkirakan transaksi ini akan dilakukan dengan valuasi sekitar 1,3 kali nilai buku / price-to-book value (P/BV) BVIS.

“Valuasi ini dianggap wajar jika dibandingkan dengan akuisisi bank lain di dalam negeri,” kata Analis Yuanta Sekuritas, Yap Swie Cu, dalam riset yang diterbitkan pada Selasa (21/1/2025).

Setelah proses akuisisi tuntas, unit usaha syariah BBTN akan dipisahkan dan diintegrasikan dengan entitas baru hasil akuisisi, yakni BVIS.

Yuanta menilai BVIS saat ini hanya memberikan kontribusi keuntungan yang terbatas, dengan Return on Assets (ROA) sebesar 0,84 persen, dan Return on Equity (ROE) sebesar 2,23 persen per kuartal ketiga 2024.

Meski demikian, posisi keuangan BVIS terbilang kuat, didukung oleh rasio kecukupan modal (CAR) yang mencapai 61 persen, dan kualitas pembiayaan yang terjaga dengan NPF bruto sebesar 0,6 persen.

“Setelah proses integrasi selesai, aset gabungan entitas ini diperkirakan akan mencapai Rp60 triliun, sehingga entitas baru ini membidik peningkatan penetrasi di pasar syariah,” kata dia




(kunthi fahmar sandy)

Advertisement
Advertisement