IDXChannel - Harga saham emiten perkebunan sawit menguat di awal perdagangan Selasa (25/7/2023). Ini seiring harga kontrak berjangka (futures) crude palm oil (CPO) yang melonjak pada Senin (24/7).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pulul 09.18 WIB, saham PT Gozco Plantations Tbk (GZCO) memimpin kenaikan 2,02 persen ke posisi Rp101 per saham.
Di posisi kedua, saham PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) menguat 1,89 persen ke Rp540 per saham.
Di bawah GZCO dan CSRA, saham PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) terapesiasi 1,86 persen ke harga Rp820 per saham.
Selanjutnya, saham PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DNSG) masing-masing naik 1,64 persen dan 1,56 persen.
Lebih lanjut, saham PT Sampoerna Agro Tbk (SGRO), PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), dan PT Jaya Agra Wattie Tbk (JAWA), secara beruntun terangkat 1,46 persen, 1,37 persen, dan 1,33 persen.
Di samping nama-nama di atas, beberapa saham sawit yang menguat pagi ini, di antaranya NSSS, JARR, LSIP, TAPG, ANJT, TLDN, dan SMAR.
Sebelumnya, harga minyak sawit terpantau mengalami kenaikan 3,2 persen pada perdagangan Senin (24/7).
Kenaikan ini menjadi yang tertinggi dalam lima bulan didorong oleh permintaan ekspor yang kuat dan meningkatnya kekhawatiran seputar pasokan minyak nabati karena gagalnya perjanjuan Laut Hitam Rusia.
Dilaporkan surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor minyak sawrit Malaysia selama 1 hingga 20 Juli naik 19 persen dari bulan sebelumnya. Adapun surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri mengatakan ekspor dari produsen CPO terbesar kedua dunia itu, naik hingga 10,1 persen.
Secara terpisah, data dari produsen utama CPO yakni Indonesia menunjukkan bahwa ekspor minyak sawit RI, termasuk produk olahan, mencapai 2,23 juta ton sepanjang Mei. Angka ini meningkat dibandingkan 763 ribu ton pada bulan yang sama tahun lalu.
Dampak dari berakhirnya Black Sea Grain Initiative yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina berakhir minggu lalu setelah Rusia membatalkan perjanjian tersebut.
Rusia juga memperingatkan tidak dapat menjamin keselamatan kapal pengiriman biji-bijian dari negara tersebut yang bisa berdampak serius bagi pasokan makanan global, termasuk di antaranya minyak nabati.
(FRI)