Di lain pihak, kondisi tersebut juga diyakini membuat Bank Sentral AS, yaitu Federal reserves (The Fed), jadi memiliki ruang yang lebih untuk kembali menaikkan suku bunga acuannya secara tajam pada pertemuan akhir bulan nanti.
"Kenaikan suku bunga secara langsung memengaruhi pergerakan dolar terhadap sejumlah mata uang. Situasi ini membuat mata uang negara-negara berkembang seperti rupiah jadi tidak berdaya," ujar Pengamat Pasar Uang, Ibrahim Assuaibi, dalam rilis hariannya, Rabu (7/9/2022).
Sementara di pasar domestik, langkah pemerintah Indonesia yang baru saja menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) juga turut melemahkan bargaining rupiah di pasar uang. Tingginya harga BBM diprediksi bakal mendongkrak biaya transportasi yang berimbas pada membengkaknya biaya distribusi barang, sehingga membuat harga berbagai kebutuhan masyarakat juga melonjak.
"Kebijakan ini akan mempengaruhi konsumsi masyarakat, dan berimbas pada kenaikan inflasi di 2022, yang kemungkinan bisa tembus di atas enam persen," tegas Ibrahim. (TSA)