IDXChannel - Mengawali 2025, sudah ada tiga perusahaan yang antre menggelar Initial Public Offering (IPO). Ketiganya saat ini tengah melakukan penawaran awal atau bookbuilding.
Tiga calon emiten tersebut bergerak di bisnis properti serta perdagangan pupuk dan agrokimia. Berikut tiga perusahaan yang segera IPO di awal 2025 atau Tahun Ular Kayu:
1. PT Delta Giri Wacana Tbk (DWGK)
Delta Giri Wacana menawarkan sebanyak 1,66 miliar saham atau 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Bookbuilding perusahaan di bidang pupuk dan agrokimia itu berlangsung hingga 16 Desember 2024. Harga penawaran yang ditetapkan sebesar Rp240-Rp620 per saham.
Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, PT Samuel Sekuritas Indonesia, dan PT Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin emisi efek.
Delta Giri Wacana diperkirakan melantai di BEI pada 10 Januari 2025 dengan kode DWGK. Sebelum itu, penawaran umum atau offering akan dilaksanakan pada 2-8 Januari 2025.
Bidik Dana Rp1,03 Triliun
Perseroan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp1,03 triliun dari hajatan IPO, mengutip prospektus.
Perseroan akan menggunakan 54,7 persen dana hasil IPO untuk diserahkan kepada PT Fertilizer Inti Technology dalam bentuk penyertaan modal.
Secara rinci akan digunakan untuk pemenuhan modal kerja PT Fertilizer Inti Technology untuk rencana pembelian bahan baku pembuatan pupuk, serta pembayaran sebagian pokok utang kepada kreditur PT Fertilizer Inti Technology kepada Bank Permata.
Kemudian, sebesar 8,9 persen dana hasil IPO akan disetorkan kepada PT Dharma Guna Wibawa dalam bentuk penyertaan modal, yang akan digunakan untuk rencana pembayaran sebagian pokok utang kepada para kreditur PT Dharma Guna Wibawa kepada PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank SMBC Indonesia Tbk.
Lalu, sekitar 33,1 persen akan digunakan dengan rincian, sebesar 43,9 persen digunakan untuk pemenuhan modal kerja perseroan untuk rencana pembelian bahan baku pembuatan pestisida, sebesar 29,8 persen digunakan untuk belanja modal dalam bentuk pengembangan tahap 2 untuk penambahan fasilitas lini produksi pada rangkaian sistem karbamasi pabrik pestisida Perseroan yang berlokasi di Cikande, Banten.
“Rencana penambahan lini produksi akan selesai pada 2026 dan direncanakan akan beroperasi pada awal 2027,” kata manajemen DWGK.
Penambahan lini diharapkan mampu memberikan peningkatan kapasitas produksi di pabrik pestisida. Dalam rangka menunjang rencana strategis pertumbuhan, perseroan akan melakukan kegiatan produksi pestisida sendiri melalui pembangunan pabrik tahap 1 yang sedang berjalan dan dilanjutkan dengan pembangunan pabrik tahap 2 untuk meningkatkan kapasitas produksi pabrik pestisida secara keseluruhan.
Selanjutnya, sekitar 26,3 persen digunakan untuk rencana pembayaran sebagian pokok utang kepada para kreditur perseroan, yakni PT Bank UOB Indonesia dan PT Bank CIMB Niaga Tbk.
Sementara, sisa dana IPO akan disetorkan perseroan kepada PT Semesta Alam Sejati dalam bentuk penyertaan modal untuk pemenuhan modal kerja yang digunakan untuk rencana pembelian bahan baku pembuatan peralatan pertanian, antara lain seperti Asrene, MB Black, MB Silver, LLDPE SUPER NOBLEN, MB ANTU UV, SABIC LLDPE, sprayer dan suku cadangnya, baterai, Tank Bottom, dan jasa assembly.
2. PT Kentanix Supra International Tbk (KSIX)
Perusahaan properti ini tengah bookbuilding hingga 20 Desember 2024. Setelah itu, penawaran umum perdana saham pada 2-6 Januari 2025 dan listing di BEI pada 8 Januari 2025.
Kentanix Supra International akan menggunakan kode saham KSIX. Dalam IPO ini, perseroan menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai penjamin emisi efek.
Buka Harga Rp312-Rp468 per Saham
Perseroan menawarkan sebanyak 320,67 juta saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor.
Calon emiten ini memasang harga IPO Rp312-Rp468 per saham. Dengan demikian, Kentanix berpotensi menghimpun dana segar hingga Rp150,07 miliar.
Dari prospektusnya, manajemen mengungkapkan, sekitar 59,42 persen dana IPO akan digunakan perseroan sebagai modal kerja untuk pembangunan infrastruktur, termasuk cut and fill (perataan tanah) dan pembangunan rumah di dua proyek yang sudah ada sebelumnya, yaitu Grand Nusa Indah dan Adhigana-Grand Nusa Indah (GNI), serta pembangunan infrastruktur di proyek baru, Adhigana-Perluasan.
Kemudian, sekitar 27,84 persen akan digunakan perseroan sebagai setoran modal kepada SPB dalam rangka modal kerja untuk pembangunan infrastruktur, termasuk cut and fill (perataan tanah) dan pembangunan rumah yang sudah ada sebelumnya, yaitu Vila Bogor Indah 6.
Manajemen mengatakan, dari dana yang dihimpun, perseroan akan melanjutkan proyek yang sudah ada sebelumnya dan akan melakukan pembangunan di atas tanah milik perseroan, yaitu Grand Nusa Indah, dan Proyek Adhigana-GNI dan miliki SPB, yaitu Proyek Vila Bogor Indah 6.
Sedangkan untuk pembangunan infrastruktur proyek Adhigana-Perluasan, merupakan perluasan proyek Adhigana. Perseroan sedang dalam proses melakukan pembelian tanah yang dimaksud dan pematangan lahan akan dilakukan setelah PPJB ditandatangani oleh kedua belah pihak.
Sementara itu, sisa dana IPO akan digunakan untuk biaya operasional dalam menjalankan kegiatan usaha perseroan, namun tidak terbatas pada biaya marketing dan biaya proyek yang terdiri dari biaya keperluan kantor di lokasi proyek (pemeliharaan proyek yang meliputi antara lain pemeliharaan lingkungan dan keamanan, listrik, PDAM, telepon dan Perawatan taman serta sewa kantor).
3. PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK)
Anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) ini akan melepas sebanyak 566,89 juta saham atau 10 persen dari total modal ditempatkan dan disetor.
Harga yang ditawarkan berkisar Rp3.000-Rp4.060 per saham, sehingga perseroan berpeluang meraup dana segar Rp2,30 triliun.
Rencana Penggunaan Dana IPO Rp2,30 Triliun
Mengutip prospektus CBDK, seluruh dana hasil IPO untuk melakukan penyertaan kepada afiliasi perseroan, yaitu PT Industri Pameran Nusantara (PT IPN), dalam bentuk ekuitas.
Dalam hal perseroan menerima dana penawaran umum menggunakan harga minimum, maka penyertaan dalam bentuk ekuitas sebanyak 11.271.224 saham baru berupa saham seri B yang akan dikeluarkan oleh IPN atau setara dengan 99,9114 persen dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh di dalam IPN, setelah peningkatan modal disetor IPN tersebut.
“Dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru akan digunakan oleh IPN sebagai tambahan dana untuk membiayai proyek pembangunan gedung untuk tujuan meetings, incentives, conferences, dan exhibitions (Proyek MICE),” kata manajemen.
Namun apabila perseroan menerima dana penawaran umum menggunakan harga maksimum, maka penyertaan dalam bentuk ekuitas sebanyak 15.277.278 saham baru berupa saham seri B yang akan dikeluarkan oleh IPN atau setara dengan 99,9346 persen dari total modal yang dikeluarkan dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh di dalam IPN setelah peningkatan modal disetor IPN tersebut.
“Dana yang diperoleh dari penerbitan saham baru akan digunakan oleh IPN sebagai tambahan dana untuk membiayai Proyek MICE,” ujarnya.
Sedangkan, jika masih terdapat selisih dana penawaran umum setelah Proyek MICE selesai, maka sisa dana tersebut akan digunakan untuk biaya promosi, biaya karyawan, dan operasional lainnya yang menunjang keberlangsungan usaha MICE.
Bangun Kosambi Sukses saat ini memasuki masa penawaran awal atau bookbuilding hingga 20 Desember 2024. Tanggal efektif pernyataan pendaftaran dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) diperkirakan 30 Desember 2024.
Untuk masa penawaran umum di mana saham IPO CBDK bisa dibeli, diperkirakan pada 3-9 Januari 2025. Kemudian masuk ke penjatahan 9 Januari 2025.
Tanggal distribusi saham secara elektronik diperkirakan 10 Januari 2025, dan setelah itu listing perdana di BEI pada 13 Januari 2025.
Dalam gelaran IPO, Bangun Kosambi Sukses yang merupakan pengembang real estate di Tangerang ini menunjuk PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk sebagai penjamin emisi efek.
(Fiki Ariyanti)