IDXChannel - PT Timah Tbk (TINS) memproyeksikan harga logam timah bisa menembus lebih dari USD25.000 per metrik ton (MT) pada 2023.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko TINS, Fina Eliani, mengatakan perseroan memasang asumsi moderate untuk tahun depan. Salah satu katalis yang dinilai bakal mendongkrak harga adalah kenaikan permintaan menyusul kebutuhan penggunaan electric vehicle (EV).
"Dengan asumsi moderate diperkirakan harga jual logam timah akan meningkat di atas USD25.000 per metrik ton," kata Fina dalam Public Expose, Rabu (14/9/2022).
Saat ini, TINS memakai harga jual logam dengan menggunakan acuan London Metal Exchange (LME). Sejak semester I, harga timah di LME terus mengalami penurunan setelah sempat menyentuh angka USD41.000 per metrik ton.
Angka itu naik 48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu di angka USD27.858 per MT.
Mengacu data LME per Rabu (14/9/2022), tercatat harga timah sebesar USD21.380 per metrik ton.
Fina turut menyinggung potensi harga timah di akhir 2022 yang bakal terus bergerak fluktuatif mengikuti aneka sentimen global.
"Di semester II ini memang harga jual mengalami penurunan, belum berakhirnya lockdown di China, perang Rusia-Ukraina, dan kebijakan suku bunga Fed, cukup mempengaruhi demand yang melambat di semester kedua," tandasnya.
Saat ini, produksi bijih timah TINS di semester I/2022 mencapai 9.901 ton atau turun 14% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 11.457 ton.
Dari jumlah tersebut, 39% atau 3.829 ton berasal dari penambangan darat, sedangkan sisanya 61% atau 6.072 ton berasal dari penambangan laut.
Sedangkan produksi logam timah di paruh pertama 2022 juga merosot sebesar 26% menjadi 8.805 MT dari periode sama tahun lalu sebanyak 11.915 MT.
Adapun penjualan logam timah tercatat ikut melemah menjadi 9.942 MT atau turun sebesar 21% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar12.523 MT. (NIA)