Andri menyoroti hal ini sebagai tantangan bagi perseroan dalam pengembangan teknologi. Saat ini, perseroan menyasar langkah manajemen risiko terhadap sejumlah hal seperti menerapkan kebijakan akses yang ketat, verifikasi identitas dan penggunaan teknologi yang aman.
"Dari seluruh upaya kami, tentu melihat apakah butuh untuk menambah teknologi baru, tenaga baru, atau sistem baru. Ini hal-hal yang menjadi mitigasi kita saat ini," terangnya.
Sebagaimana diketahui, melalui layanan digital U by Prodia, perseroan mengincar kebutuhan layanan pasien secara personal. PRDA memakai teknologi Artificial Intelligence (AI) dalam proses penghimpunan data seperti akses diagnosis kesehatan.
Saat ini layanan digital perseroan masih belum menjangkau untuk mengklaim layanan asuransi. Namun, Andri meyakini ada peluang untuk mewujudkannya ke depan."Nanti ada, tapi tidak tahun ini," tutupnya.
(DES)