IDXChannel—Ketahui cara investasi reksa dana saham untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dan berkelanjutan. Reksa dana saham adalah jenis reksa dana yang mampu memberikan tingkat return yang lebih tinggi dibanding reksa dana lainnya.
Seperti diketahui, ada empat jenis reksa dana. Yakni reksa dana pasar uang, reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran, dan reksa dana saham. Keempatnya memiliki tingkat risiko yang berbeda-beda.
Investor dapat memilih reksa dana sesuai profil risikonya. Misalnya, investor dengan profil risiko konservatif (toleransi risiko rendah) dapat memilih reksa dana pasar uang. Karena reksa dana pasar uang terkonsentrasi pada deposito dan SBN yang jatuh temponya singkat.
Sementara investor yang memiliki toleransi risiko tinggi, alias profil risiko agresif, dapat memilih reksa dana saham. Karena mayoritas dana kelolaannya dikonsentrasikan pada instrumen saham di Bursa Efek Indonesia.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan investor sebelum membeli reksa dana apa pun, termasuk reksa dana saham. Dari tiap jenis reksa dana, terdapat beragam reksa dana—dengan portofolio yang berbeda—yang diluncurkan banyak perusahaan investasi.
Tips dan Cara Investasi Reksa Dana Saham: Aspek yang Perlu Diperhatikan
1. Tentukan Profil Risiko
Sebelum mulai berinvestasi pada instrumen apa pun, investor harus memahami profil risikonya. Profil risiko adalah batasan toleransi dan kesiapan investor terhadap fluktuasi nilai investasi. Ada tiga jenis profil risiko, yakni: konservatif; moderat; agresif.
Nilai instrumen investasi akan berfluktuasi, apa pun jenisnya. Namun dari beragam jenis instrumen investasi, ada yang fluktuasi harganya relatif stabil, ada pula yang sangat berfluktuasi.
Jika investor merasa tidak siap menolerir naik-turun harga yang signifikan dan ekstrem, maka kategori profil risikonya adalah konservatif. Maka investasi yang cocok untuknya adalah instrumen dengan tingkat risiko rendah.
Sebaliknya, jika investor mampu, sanggup, dan siap menolerir naik-turun harga instrumen maupun nilai investasi secara signifikan, maka profil risikonya adalah agresif. Artinya pula, dia mampu berinvestasi pada instrumen berisiko tinggi.
2. Membaca Prospektus
Mengutip Syailendra Capital (20/6), prospektus berisi informasi mendasar tentang reksa dana terkait dan manajer investasi yang mengelolanya. Adapun isi prospektus antara lain:
- Informasi tentang perusahaan manajer investasi yang mengelola dana Anda
- Bank kustodian yang menyimpan uang investor
- Biaya reksa dana yang diperlukan manajer investasi untuk mengelola dana (pembelian, penjualan, pengalihan, autodebet, biaya transfer, dan sebagainya)
- Jenis dan kebijakan investasi reksa dana dalam mengelola dana investor
- Risiko reksa dana, atau potensi risiko apa saja dalam investasi reksa dana tersebut
- Kewajiban dan hak investor (laporan bulanan, informasi harga NAB, dan sebagainya)
3. Membaca Fund Fact Sheet
Jika prospektus berisi informasi tentang reksa dana secara teknnis dan administrasi pengelolaannya, fund fact sheet berisi tentang kinerja dan keterangan singkat tentang dana kelolaan reksa dana tersebut.
Adapun informasi yang tercantum dalam fund fact sheet antara lain:
- Total dana kelolaan (AUM/Asset under management) yang dikelola manajer investasi
- Nilai unit penyertaan, atau harga pembelian unit penyertaan
- Nilai Aktiva Bersih (NAB)
- Kinerja reksa dana dalam satu bulan, tiga bulan, year to date, satu tahun, tiga tahun, dan sejak penerbitan reksa dana
- Pembanding kinerja antara produk reksa dana dalam satu kelompok indeks
- Portofolio reksa dana, atau alokasi aset dana yang dikelola manajer investasi
- Risiko reksa dana, ditampilkan dalam analisa statistik
Tips dan Cara Investasi Reksa Dana Saham, Cara Aman Memilih
Lalu, bagaimana cara memilih reksa dana yang aman untuk investasi? Ada beberapa tips yang dapat dipertimbangkan investor pemula. Berikut ini adalah aspek yang perlu diperhatikan saat memilih:
- Reputasi manajer investasi
- Tingkat return
- Tingkat risiko
- Dana kelolaan (AUM)
- Expense ratio
Pilihlah manajer investasi dengan reputasi yang baik dan terpercaya di pasaran, memiliki track record yang baik. Selain itu, pilihlah reksa dana saham dengan tingkat return yang wajar, sesuai dengan potensi risikonya.
Tingkat return yang tinggi, biasanya dibarengi dengan tingkat potensi risiko. Investor dapat memilih reksa dana saham dengan return yang dikehendakinya, lalu mencocokkannya dengan tingkat potensi risiko yang mampu ditanggungnya.
Perhatikan pula besaran nilai total dana kelolaan yang dikelola manajer investasi. Umumnya, investor dianjurkan untuk memilih reksa dana dengan nilai AUM yang besar. Semakin besar nilai AUM, semakin tinggi tingkat kepercayaan investor.
Selain itu, investor juga perlu memperhatikan expense ratio, yakni total biaya yang diperlukan manajer investasi untuk mengelola AUM. Mulai dari manajemen fee, biaya transaksi trading/investasi, biaya kustodian, biaya marketing, dan sebagainya.
Expense ratio menunjukkan pula seberapa efisien dan efektif manajer investasi dalam mengelola AUM. Expense ratio ditunjukkan dalam persentase. Biasanya, semakin rendah expense ratio, semakin ‘murah’ biaya yang dibutuhkan untuk mengelola AUM.
Itulah beberapa tips dan cara investasi reksa dana saham untuk investor pemula. (NKK)