sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tips Konsisten Investasi Saham dalam Situasi Apapun Biar Cuan Jangka Panjang

Market news editor Fiki Ariyanti
12/08/2023 16:52 WIB
Investasi saham bisa menjadi jalan ninja seseorang untuk mendulang cuan maupun menambah kekayaan.
Tips Konsisten Investasi Saham dalam Situasi Apapun Biar Cuan Jangka Panjang (Foto MNC Media)
Tips Konsisten Investasi Saham dalam Situasi Apapun Biar Cuan Jangka Panjang (Foto MNC Media)

IDXChannel Investasi saham bisa menjadi jalan ninja seseorang untuk mendulang cuan maupun menambah kekayaan. Investasi saham kerap kali menjadi salah satu resolusi yang ingin diwujudkan guna mencapai tujuan keuangan. 

Namun demikian, melakukan investasi saham tidak boleh dilakukan serampangan. Tetap harus ada perencanaan matang, sehingga tidak latah ikut-ikutan orang atau FOMO. Pun ketika sudah berstatus sebagai investor, terjun langsung, kamu harus konsisten menjalankannya. 

Berikut tips agar konsisten investasi dari Financial Expert Ajaib Sekuritas, Chisty Maryani:

1. Tentukan tujuan dan jangka waktu investasi

Sebelum memulai konsisten untuk berinvestasi, setiap investor harus menentukan tujuan dan jangka waktu investasi. Keduanya merupakan langkah dasar agar investasi lebih terarah dan konsisten dalam mencapai keinginan dalam investasi. 

“Tujuan investasi dapat berupa biaya untuk menikah, membeli rumah, menyiapkan dana pensiun, dan lain-lain. Tentukan tujuan dan jangka waktu investasi agar tidak kehilangan motivasi dan tetap konsisten,” paparnya.

2. Terapkan strategi Dollar Cost Averaging (DCA)

Menurut Chisty, setelah menentukan tujuan investasi, ada metode investasi yang dapat dilakukan agar investor dapat konsisten dan rutin melakukan investasi layaknya menabung. 

Metode investasi ini disebut dengan strategi Dollar Cost Averaging (DCA). Strategi ini dilakukan secara berkala, konsisten, dan rutin dalam setiap periode.

“Dollar cost averaging adalah strategi investasi dengan jumlah yang tetap, dilakukan secara berkala, dan dalam kurun periode waktu tertentu tanpa mempertimbangkan posisi harga saham misalnya,” jelasnya.

Chisty mencontohkan, investor dapat menyisihkan Rp1 juta setiap bulan untuk berinvestasi di pasar saham, baik itu saat pasar saham sedang naik atau turun. 

Dengan alokasi rutin dan konsisten, maka investor dapat mengurangi risiko kerugian karena melakukan investasi secara berkala, sehingga investor mendapatkan nilai rata-rata yang baik di tengah volatilitas harga saham.

Menurut Chisty, dengan menerapkan DCA, maka konsistensi berinvestasi tetap dapat berjalan meskipun IHSG sedang naik atau turun. Metode DCA melatih disiplin diri sebagai investor perseorangan, dengan komitmen untuk berinvestasi secara konsisten sesuai target yang telah ditetapkan agar hasil yang lebih besar di masa mendatang.

Diakuinya, ada empat keuntungan dari strategi DCA untuk investor, yaitu:

- Mendapatkan harga rata-rata saham yang optimal. Ketika menerapkan metode ini, investor pun tidak perlu terlalu mengkhawatirkan volatilitas harga saham dan tetap melakukan pembelian. Hal ini membuat kerugian dalam portofolio menurun, sehingga harga rata-rata sahamnya membaik.

- Membantu konsisten berinvestasi. Metode ini dapat mengurangi risiko penurunan nilai investasi yang ada dan membentuk kebiasaan baik dalam berinvestasi

- Ketiga, membantu mengontrol emosi dalam pengambilan keputusan investasi. 

“Naik turunnya harga saham kadangkala membuat investor lebih emosional. Ketika harga saham naik, ada kecenderungan untuk membeli saham dalam jumlah besar demi meningkatkan keuntungan. Sebaliknya, ketika harga turun, biasanya investor terburu-buru cut loss agar tidak rugi lebih dalam,” katanya.

- Sederhana dan mudah. Strategi ini cukup sederhana karena konsisten menabung dalam jumlah yang sama di setiap periodenya tanpa mengkhawatirkan kondisi apapun di pasar. Metode ini biasanya disarankan untuk investor pemula, sebab tidak memerlukan perhitungan yang rumit.

“Namun metode DCA ini tidak cocok diterapkan dalam emiten yang tidak bertumbuh atau emiten yang terus merugi karena kinerja perusahaan yang buruk. Untuk itu, penting bagi setiap investor untuk memahami fundamental setiap emiten mana yang cocok dengan profil risiko dan tujuan investasi,” tutup Christy.

(FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement