sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

TLKM dan TOWR Tebar Dividen, Lebih Untung dari Deposito?

Market news editor Aldo Fernando - Riset
07/06/2022 13:50 WIB
Cum dividen emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan emiten menara PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) jatuh pada hari ini, Selasa (7/6).
TLKM dan TOWR Tebar Dividen, Lebih Untung dari Deposito? (Foto: MNC Media)
TLKM dan TOWR Tebar Dividen, Lebih Untung dari Deposito? (Foto: MNC Media)

IDXChannel – Tanggal cum date dividen emiten telekomunikasi BUMN PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dan emiten menara telekomunikasi Grup Djarum PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) jatuh pada hari ini, Selasa (7/6/2022). Kedua emiten ini termasuk ke dalam indeks saham yang rajin membagikan dividen (IDX High Dividend 20).

Sebagai informasi, cum date adalah tanggal terakhir seorang investor bisa mendaftarkan diri untuk mendapatkan dividen dari kepemilikan saham di suatu perusahaan tertentu.

Lantas, seberapa menarik dividend yield kedua saham tersebut?

Telkom (TLKM)

Sebelumnya, TLKM memutuskan akan membagi dividen sebesar Rp14,86 triliun (sekitar 60% dari laba bersih TLKM) atau Rp149,97 per lembar kepada para pemegang saham.

Hal ini diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPT) pada Jumat (27/5) yang dilakukan pukul 13.30 WIB hingga selesai.

Sementara, sisanya yaitu Rp 9,90 triliun atau 40% dari laba bersih akan digunakan sebagai laba ditahan untuk mengembangkan usaha perseroan di bidang digital, konektiviti, digital platform dan digital services yang di antaranya termasuk pengembangan data center dan penguatan kapabilitas cloud yang diharapkan dapat menjadi mesin pertumbuhan di masa mendatang.

Dengan memperhitungkan harga saham TLKM per sesi I Selasa (7/6) di harga Rp4.280/saham dan dividen per saham Rp149,96, dividend yield TLKM tercatat sebesar 3,50%.

Angka tersebut tercatat lebih kecil dari yield pada tahun lalu yang sebesar 4,96%.

Apabila dibandingkan dengan suku bunga deposito sejumlah bank utama RI, misalnya, untuk tenor 12 bulan yang di rentang 2,00%-2,50%, yield dividen saham TLKM tersebut tidak kalah saing.

Kinerja saham TLKM juga positif dengan naik 5,94% sejak awal tahun (ytd). Kombinasi dividend yield 3,50% dan apresiasi harga sepanjang 2022 di atas bisa menjadi perhatian penting untuk saham TLKM di tengah musim bagi dividen ini.

Secara gampang, dividend yield atawa yield dividen adalah tingkat keuntungan yang diberikan oleh emiten.

Ambil contoh, emiten A memberikan dividen per saham (DPS) sebesar Rp 50/saham, di mana harga pasar saat ini, misalnya, adalah Rp 2.000/saham, maka dividend yield perusahaan A tersebut adalah 2,5%.

Sejak 1996, Telkom memang dikenal rajin membagi dividen, dengan DPS tertinggi selama 5 tahun terakhir dibagikan pada medio 2018, yakni mencapai Rp167,66.

TOWR

Kemudian, TOWR juga akan menebar dividen tunai untuk tahun buku 2021 sebesar Rp901 miliar atau setara dengan DPS senilai Rp18,1. Hal tersebut mengacu pada RUPST perseroan pada 27 Mei lalu.

Sebelumnya, TOWR juga telah memberikan dividen interim Rp6 persaham atau senilai Rp298,79 miliar kepada pemegang saham pada 22 Desember 2021.

Secara total, dividen tunai yang dibagikan TOWR (ditambahkan dengan dividen interim) mencapai Rp1,2 triliun atau Rp24,1 per saham.

Dengan mengacu pada harga saham TOWR saat ini di Rp980/saham, dividend yield TOWR berkisar di angka 1,85%, sedikit di atas yield dividen tahun lalu yang sebesar 1,77%.

Seperti saham TLKM, saham TOWR juga terkenal rajin menyetor dividen kepada para pemegang saham, setidaknya sejak 2016 lalu.

Hanya saja, kinerja saham TOWR sedalam dalam tren menurun. Sejak awal tahun (ytd), saham TOWR melorot 12,44%. Ini bisa menjadi hal yang patut diperhatikan untuk para investor yang ingin mendapatkan dividen dari TOWR.

Soal kinerja, TOWR membukukan pendapatan sebesar Rp8,63 triliun sepanjang tahun 2021. Sisi top line TOWR naik 15,99 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp7,44 triliun.

Dengan kinerja pendapatan tersebut, laba bersih Sarana Menara pun meningkat 20,77 persen menjadi Rp3,43 triliun dari sebelumnya Rp2,84 triliun. 

Catatan saja, angka yield tersebut belum mempertimbangkan potensi penurunan harga saham keduanya saat ex-date (yang mana investor tidak berhak memperoleh dividen lagi) ketika investor mulai merealisasikan keuntungan dari tren penguatan menjelang cum date. (ADF)

Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement