Penjualan domestik berkontribusi sebesar Rp24,83 triliun atau setara 95 persen dari total pendapatan, seiring dengan strategi perusahaan untuk memperkuat basis pelanggan pada produk emas, bijih nikel, dan bijih bauksit.
Segmen emas menjadi penopang utama kinerja ANTM dengan pertumbuhan penjualan signifikan sebesar 182 persen, mencapai Rp21,61 triliun. Sementara itu, segmen nikel—yang mencakup produk feronikel dan bijih nikel—memberikan kontribusi sekitar 14 persen dengan nilai penjualan sebesar Rp3,77 triliun.
"Pertumbuhan penjualan emas pada tiga bulan pertama 2025 didorong oleh kondisi geoekonomi dan geopolitik global yang mengakibatkan tingginya permintaan terhadap emas sebagai set safe haven," tutur Nicolas.
Antam juga mencatatkan pertumbuhan EBITDA 518 persen menjadi Rp3,26 triliun, dibandingkan kuartal I-2024 yang sebesar Rp527,61 miliar.
Total aset Antam naik 17 persen dari Rp41,21 triliun menjadi Rp48,30 triliun. Nilai ekuitas juga meningkat menjadi Rp34,62 triliun, atau tumbuh 10 persen dari sebelumnya Rp31,43 triliun. (Aldo Fernando)
Disclaimer: Keputusan pembelian/penjualan saham sepenuhnya ada di tangan investor.