Permintaan tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan emisi karbon oleh perusahaan pertambangan.
Perusahaan pertambangan global milik Vale Group ini menjalankan pabrik peleburan nikelnya di Sorowako berdasarkan sumber energi dari tiga bendungan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang berada di dekatnya.
"Beberapa perusahaan sudah mulai mengurangi penggunaan bahan bakar fosil dalam ekstraksi dan pemurnian," demikian AP mengabarkan.
Dalam video tersebut, Chief Executive Officer INCO, Febriany Eddy, menjelaskan bahwa ketiga bendungan PLTA yang menjadi sumber energi operasionalisasi tersebut menghabiskan investasi modal hampir satu miliar dolar AS.
Setelah bertahun-tahun, semua investasi tersebut diklaim Febriany telah memberikan dampak terhadap biaya operasional INCO, sebagai salah satu yang terendah dalam kategori produsen Nikel Laterit.