sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tunggu Data Inflasi dan The Fed, Emas Jajal USD2.000, Sampai Kapan?

Market news editor Maulina Ulfa - Riset
11/04/2023 09:48 WIB
Harga emas bergerak di sekitar level tertinggi baru-baru ini pada perdagangan Selasa, (11/4/2023).
Tunggu Data Inflasi dan The Fed, Emas Jajal USD2.000, Sampai Kapan? (Foto: MNC Media)
Tunggu Data Inflasi dan The Fed, Emas Jajal USD2.000, Sampai Kapan? (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Harga emas bergerak di sekitar level tertinggi baru-baru ini pada perdagangan Selasa, (11/4/2023).

Emas spot sempat naik 0,05% menjadi USD1.992,37 per troy ons, sementara emas berjangka naik 0,17% menjadi USD2.007,3 per troy ons pada pukul 8.00 WIB.

Meski telah turun dari level tertinggi di atas USD2000, instrument safe haven ini relatif masih menjadi pilihan investor. Hal ini karena pasar masih menunggu lebih banyak isyarat pada ekonomi Amerika Serikat (AS), terutama dari data inflasi dan risalah pertemuan Maret The Federal Reserve (The Fed) yang akan dirilis akhir pekan ini.

Mixed-Feeling Pasar Emas

Logam kuning ini masih memiliki permintaan yang stabil karena sentimen tetap lemah di tengah kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi dan ketidakpastian atas kebijakan moneter.

Meskipun harga telah turun dari level tertinggi lebih dari satu bulan setelah data nonfarm payrolls (NFP) AS menunjukkan ketahanan di pasar tenaga kerja pada Maret.

Pasar sekarang melihat data inflasi indeks harga konsumen, yang akan dirilis pada hari Rabu, untuk mengukur apakah The Fed memiliki lebih banyak dorongan untuk terus menaikkan suku bunga.

Mengutip analisis Investing, Ini akan menjadi skenario negatif untuk pasar emas. Pembacaan inflasi hari Rabu diperkirakan akan tetap relatif tinggi.

Risalah dari pertemuan Maret The Fed juga dijadwalkan pada hari Rabu diharapkan dapat memberikan lebih banyak wawasan tentang rencana bank sentral untuk menaikkan suku bunga, dalam menghadapi potensi krisis perbankan.

Bank telah menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin selama pertemuan sebelumnya dan berjanji untuk terus bergerak melawan inflasi, meskipun beberapa analis melihat nada yang kurang hawkish dari sebelumnya.

Sementara runtuhnya beberapa bank AS pada bulan Maret telah memicu taruhan bahwa The Fed akan mengurangi laju kenaikan suku bunga. Meski demikian, pasar sekarang memposisikan proyeksi setidaknya akan ada satu kenaikan lagi pada bulan Mei mendatang. Hal ini karena regulator AS bertindak untuk memulihkan kepercayaan pada sistem perbankan.

Tetapi kekhawatiran akan lebih banyak kekacauan perbankan membuat emas tetap dalam penawaran beli karena investor berbondong-bondong mengakses safe haven.

Pasar juga tetap mewaspadai keretakan ekonomi yang lebih banyak karena keruntuhan perbankan, yang dapat menghambat pertumbuhan akhir tahun ini.

Dalam rilis data terbaru, ekonomi AS berisiko menyusut pada kuartal II-2023, menurut Bank of America (BofA) Global Research.

"Data konsisten dengan pandangan kami bahwa ekonomi AS terus melambat selama Q1 2023. Kami juga melihat risiko signifikan kontraksi PDB di Q2,” tulis tim ekonom dari bank of America (BofA) Global Research, dilansir Reuters pada Selasa (11/4/2023).

Data ekonomi yang dirilis pada 3 April yang menunjukkan aktivitas manufaktur AS merosot ke level terendah dalam hampir tiga tahun karena pesanan baru yang anjlok.

Sementara itu, Bank Dunia juga merevisi prospek pertumbuhan ekonomi global untuk 2023 menjadi dua persen. Pada Januari, Bank Dunia memprediksi ekonomi global hanya akan tumbuh 1,7 persen tahun.

Menurut Presiden Bank Dunia David Malpass, ekonomi global disokong pemulihan ekonomi China setelah berakhirnya pembatasan Covid-19 di negeri Tirai Bambu tersebut. Prospek pertumbuhan ekonomi China untuk 2023 dinaikkan menjadi 5,1 persen dari 4,3 persen.

Logam mulia lainnya juga terpantau sedikit menggeliat dengan platinum berjangka naik 0,2%, sementara perak berjangka bertambah 0,6%.

Di antara logam industri, harga tembaga juga sedikit naik, tetapi tetap berada di bawah tekanan mengingat adanya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan ekonomi tahun ini, serta kekhawatiran pemulihan permintaan China. (ADF)

Halaman : 1 2 3 4
Advertisement
Advertisement