Setelah dipotong beban lain, maka laba operasional perusahaan mencapai Rp2,28 miliar, dengan laba sebelum pajak senilai Rp2,3 miliar.
Neraca WGSH menunjukkan kenaikan pos utang atau liabilitas dalam jumlah signifikan menjadi Rp6,03 miliar. Penyebabnya adalah adanya utang bank dan pembukuan utang dividen.
Sementara modal atau ekuitas masih bertahan senilai Rp57,1 miliar, dengan total aset mencapai Rp63,15 miliar. Kas akhir Juni 2024 tersisa Rp16,9 miliar, tak banyak berubah dari awal tahun.
(NIA DEVIYANA)