Faktor tersebut antara lain, sinyal Federal Reserve AS untuk menaikkan tingkat suku bunga sebagai upaya untuk mengatasi inflasi, menyebabkan peningkatan nilai tukar dolar AS dan menurunkan minat investor pada pasar komoditas.
“Selain itu, peningkatan kasus Covid-19 di China, di mana tertinggi sejak Maret 2020, membuat pemerintah China memberlakukan kebijakan zero covid yang lebih ketat, menghasilkan aksi demontrasi di beberapa wilayah China yang memprotes kebijakan zero covid Presiden Xi Jinping," demikian menurut exsum tersebut.
"Kondisi ini menyebabkan kekhawatiran pasar akan penurunan aktivitas ekonomi dan industri, serta penurunan konsumsi minyak mentah di negara konsumen minyak mentah terbesar dunia,” lanjutnya.
Terkait permintaan minyak mentah dunia:
Berdasarkan laporan OPEC bulan November 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi permintaan minyak mentah dunia untuk tahun 2022 sebesar 100 ribu barel per hari menjadi 99,57 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.
IHS Markit dalam Laporan bulan November 2022, terdapat revisi penurunan proyeksi permintaan minyak mentah dunia untuk tahun 2022 sebesar 200 ribu bph menjadi 99,4 juta barel per hari dibandingkan proyeksi pada bulan sebelumnya.
Sementara terkait pasokan minyak mentah dunia, berdasarkan laporan OPEC bulan November 2022, pasokan minyak mentah Non-OPEC pada tahun 2022 diproyeksikan meningkat sebesar 1,90 juta barel per hari menjadi 65,58 juta barel per hari dibandingkan tahun 2021.