Berdasarkan Half Year 2023 Reports yang di disampaikan oleh NIC, sepanjang semester pertama tahun 2023, NIC telah memproduksi sebanyak 59.957 ton logam nikel yang terdiri dari 49.792 ton Nickel Pig Iron (NPI) dan 10.165 ton Nickel Matte dari fasilitas smelter yang dimiliki dan telah menambang sebanyak 5,2 juta wet metric tons (wmt) bijih nikel, yang terdiri dari 1,4 juta wmt bijih saprolit dan sebanyak 3,8 juta wmt bijih limonit dari tambang nikel Hengjaya.
Sebelumnya, UNTR berkomitmen untuk mengurangi kontribusi bisnis batu bara terhadap kinerja perseroan. Saat ini, 70% dari pendapatan perseroan masih berasal dari lini bisnis batu bara.
UNTR pun optimistis kontribusi segmen bisnis non batu bara dapat mencapai 50%, sejalan dengan target nol emisi karbon di 2030 yang dicanangkan pemerintah. Kontribusi bisnis non batu bara perseroan diyakini akan terus meningkat seiring dengan selesainya transaksi sejumlah inisiatif bisnis non batu bara yang dijajaki.
“Kami masih punya waktu sampai 2030 untuk mencapai porsi tersebut. Artinya, bisnis yang bukan batu bara harus digenjot naik,” kata Sara.
Adapun, UNTR membukukan laba bersih sebesar Rp11,21 triliun di semester I 2023. Angka itu naik 8,30% dari periode yang sama tahun 2022 lalu yang sebesar Rp10,35 triliun.
Sejalan dengan laba bersih, pendapatan UNTR juga naik 13,61% menjadi Rp68,76 triliun, dari sebelumnya sebesar Rp60,44 triliun.
(FRI)