IDXChannel - PT Zeus Kimiatama Indonesia Tbk atau Zekindo (ZEUS) membatalkan rencana penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) yang sudah dijadwalkan pada awal Agustus 2023.
Status pembatalan IPO tersebut terlihat di laman e-IPO Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi 'canceled' (ZEUS-C1). Status pembatalan IPO itu juga sama dengan PT Akselerasi Usaha Indonesia Tbk atau Akseleran AKSL, yakni AKSL-C1.
ZEUS, perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dan perdagangan kimia khusus ini berencana menawarkan 1,05 miliar saham atau 21,27% dari total modal ditempatkan dan disetor.
Perseroan sudah menetapkan harga penawaran awal sebesar Rp100-Rp105 per saham. Dengan harga tersebut, perusahaan mengincar dana segar sebesar Rp105 miliar hingga Rp110,25 miliar.
Perseroan juga mengadakan program alokasi saham pegawai atau employee stock allocation (ESA), perseroan mengadakan program ESA dengan jumlah sebanyak-banyaknya 1,14% atau sebanyak-banyaknya 11,97 juta saham.
Tak hanya itu, perseroan secara bersamaan juga menerbitkan sebanyak-banyaknya 525 juta Waran Seri I yang menyertai saham baru perseroan atau sebanyak-banyaknya 13,50% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga pelaksanaan Rp125-Rp135.
Sejatinya, Zekindo dijadwalkan melantai di BEI pada 8 Agustus 2023. Sementara, tanggal efektif diperkirakan akan didapat pada 31 Juli 2023.
Kemudian, masa penawaran umum akan digelar pada 2 hingga 4 Agustus 2023. Tanggal penjatahan dan distribusi secara elektronik akan berlangsung pada 4 dan 7 Agustus 2023. Dalam IPO, perseroan sudah menunjuk PT NH Korindo Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Rencana Penggunaan Dana IPO
Perihal perseroan akan menggunakan sebesar 80,98% dari dana hasil IPO untuk belanja modal dengan rincian, sebesar 61,69% akan digunakan untuk pembelian tanah yang berada di Greenland International Industrial Center (GIIC) seluas kurang lebih 18.193 meter persegi dengan harga sekitar Rp64,62 miliar.
“Tujuan transaksi adalah tanah yang akan dibeli tersebut nantinya akan dibangun pabrik baru sebagai proses integrasi fasilitas pabrik dan kantor perseroan. Melalui proses integrasi tersebut, diharapkan dapat meningkatkan efisiensi operasional perseroan yang akan berkontribusi kepada laba,” demikian dikutip dari prospektus, Selasa (18/7/2023).
Kemudian, sekitar 17,09% akan digunakan untuk pembelian mesin dan peralatan produksi yang akan ditempatkan di pabrik perseroan di Kawasan Bukit Indah dan akan dibeli dari pihak ketiga, di mana saat ini perseroan sedang dalam penjajakan kepada beberapa vendor dalam pemenuhan pembelian mesin dan peralatan produksi tersebut dengan alokasi dana sekitar Rp17,90 miliar.
Serta, sekitar 2,20% akan digunakan untuk keperluan riset dan pengembangan, yaitu pembelian peralatan laboratorium sintesis kimia dan simulasi aplikasi, serta pengadaan laboratorium mikrobiologi yang akan dibeli dari pihak ketiga.
Sementara, sisanya sekitar 19,02% akan digunakan untuk keperluan modal kerja, yaitu penambahan persediaan dan biaya operasional. Keperluan ini dibutuhkan untuk mendukung kenaikan penjualan produk perseroan.
(FAY)