"Ini sangat terkendali ... tetapi dalam situasi (konflik) ini menjadi risiko pendorongnya," kata Analis valuta asing NAB, Ray Attrill, dilansir Reueters, Selasa (22/2/2022).
Pada Senin lalu (21/2), Presiden Rusia Vladimir Putin mengakui dua wilayah yang memisahkan diri di Ukraina timur sebagai wilayah merdeka. Dirinya memerintahkan tentara Rusia untuk meluncurkan apa yang disebut Moskow sebagai operasi penjaga perdamaian ke wilayah tersebut.
Masih belum jelas apakah tindakan tersebut merupakan awal dari invasi Rusia ke Ukraina yang telah diperingatkan oleh Amerika Serikat dan sekutunya selama berminggu-minggu, tetapi Barat telah mulai merespons dengan menyiapkan sanksi.
Merespons konflik dalam negeri, Rubel Rusia merosot lebih dari -3% terhadap dolar pada Senin lalu (21/2) dan memperpanjang penurunannya pada hari ini Selasa (22/2), menuju level terendah selama 15 bulan terakhir di 80,3930 terhadap dolar. Sementara mata uang Ukraina turun lebih dari 1% pada hari Senin. (TYO)