Portofolio obligasi tersebut memberikan imbal hasil sebesar 1,79 persen, jauh lebih rendah dari imbal hasil obligasi 10 tahun terakhir hingga saat ini yang sekitar 3,9 persen.
Imbasnya, para investor saham mulai khawatir atas masa depan bisnis perusahaan, meski pihak SVB telah berupaya meyakinkan dengan menjamin keamanan uang mereka, setelah adanya peningkatan modal yang dilakukan perusahaan.
Namun, investor masih ragu apakah peningkatan modal akan mencukupi, mengingat banyak perusahaan berbasis teknologi yang bernasib buruk akibat ditangani oleh lembaga ini.
Pada 2016 lalu saham perusahaan ini sempat anjlok sampai pada titik terendah di sepanjang tahun. Kemudian setelah pasar ditutup, saham SVB juga mulai turun hingga 26 persen saat perdagangan mulai dibuka kembali.
Diketahui bahwa CEO SVB Gregory Becker telah melakukan panggilan telepon kepada para nasabah untuk meyakinkan mereka bahwa bank ini akan menjamin keamanan uang mereka.