IDXChannel - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi bergerak konsolidatif pada perdagangan hari ini, Kamis (9/10/2025). Hal ini terjadi setelah tersengat aksi jual pada sesi terakhir.
Sebelumnya, IHSG melemah tipis 0,04 persen ke level 8.166,03 pada Rabu (8/10).
Secara teknikal, analis Phintraco Sekuritas memperingatkan potensi terbentuknya bearish divergence dalam indikator MACD.
"Stochastic RSI berada di area pivot dan mulai mengarah ke bawah, menandakan melemahnya momentum jangka pendek," kata tim riset Phintraco Sekuritas dalam laporannya, Kamis (9/10/2025).
Tim riset juga mencatat adanya pelemahan volume beli dan penurunan garis (accumulation/distribution), yang mengindikasikan tekanan distribusi akibat profit taking.
"Namun IHSG masih bertahan di atas MA5 dan MA20, menunjukkan belum ada pembalikan tren secara keseluruhan," katanya.
Sementara itu, indikator Bollinger Bands mulai menyempit, mengindikasikan potensi pergerakan besar dalam waktu dekat. Dengan kondisi ini, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang konsolidasi di area 8.000–8.200.
"Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi konsolidasi pada rentang 8.000-8.200. Perlu diwaspadai jika IHSG kembali koreksi di bawah level 8.000," kata dia.
Secara historis, IHSG sempat menyentuh level intraday tertinggi baru di 8.224 sebelum berbalik melemah hingga ke titik terendah 8.044 pada Rabu (8/10/2025).
Pelemahan ini terjadi di tengah aksi ambil untung (profit taking) pada sejumlah saham konglomerasi yang sebelumnya menopang reli indeks dua hari berturut-turut.
Di sisi lain, dari sisi data ekonomi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia tercatat turun ke level 115 pada September 2025 dari 117,2 di Agustus 2025, menjadi posisi terendah sejak April 2022.
Dari sisi data ekonomi, investor akan menantikan rilis penjualan ritel bulan Agustus 2025 yang diperkirakan tumbuh melambat menjadi 3,9 persen secara tahunan dari 4,7 persen pada Juli.
Di sisi fiskal, pasar juga menyoroti rencana Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa untuk menarik kembali dana pemerintah atau Saldo Anggaran Lebih (SAL) di Bank Indonesia senilai Rp70 triliun.
Dana tersebut sebagian akan ditempatkan di Bank Pembangunan Daerah (BPD), seperti Bank Jakarta dan Bank Jatim, dengan kisaran nilai Rp10 triliun hingga Rp20 triliun.
Phintraco Sekuritas merekomendasikan sejumlah saham unggulan untuk perdagangan Kamis (9/10), yakni PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA), dan PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO).
(Nur Ichsan Yuniarto)