"Namun IHSG masih bertahan di atas MA5 dan MA20, menunjukkan belum ada pembalikan tren secara keseluruhan," katanya.
Sementara itu, indikator Bollinger Bands mulai menyempit, mengindikasikan potensi pergerakan besar dalam waktu dekat. Dengan kondisi ini, IHSG diperkirakan akan bergerak dalam rentang konsolidasi di area 8.000–8.200.
"Sehingga diperkirakan IHSG berpotensi konsolidasi pada rentang 8.000-8.200. Perlu diwaspadai jika IHSG kembali koreksi di bawah level 8.000," kata dia.
Secara historis, IHSG sempat menyentuh level intraday tertinggi baru di 8.224 sebelum berbalik melemah hingga ke titik terendah 8.044 pada Rabu (8/10/2025).
Pelemahan ini terjadi di tengah aksi ambil untung (profit taking) pada sejumlah saham konglomerasi yang sebelumnya menopang reli indeks dua hari berturut-turut.
Di sisi lain, dari sisi data ekonomi, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Indonesia tercatat turun ke level 115 pada September 2025 dari 117,2 di Agustus 2025, menjadi posisi terendah sejak April 2022.
Dari sisi data ekonomi, investor akan menantikan rilis penjualan ritel bulan Agustus 2025 yang diperkirakan tumbuh melambat menjadi 3,9 persen secara tahunan dari 4,7 persen pada Juli.